Selama ini, tuts piano yang terbuat dari gading gajah harus dipereteli sebelum kelompok orkestra konser di negara lain. Peraturan baru pun dibuat, piano perlu punya paspor. Dengan begitu, piano bisa bebas 'traveling'.
Kelompok orkestra selalu kesulitan jika akan konser di negara lain. Sebelum terbang, beberapa alat musik harus dipereteli terlebih dahulu. Itu adalah alat musik yang menggunakan kulit atau tulang hewan yang hampir punah, seperti gading gajah atau tempurung kura-kura.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hal ini penting untuk memfasilitasi pergerakan para musisi, terutama orkestra," tutur kepala delegasi perdagangan AS, Bryan Arroyo, yang mengusulkan sistem paspor alat musik tersebut.
Sebelumnya alat musik selalu butuh izin khusus dalam tiap kali perjalanan. Namun dengan adanya paspor ini, alat musik seperti piano dan biola itu bebas 'traveling' ke negara lain dalam jangka waktu 3 tahun.
Tak jarang untuk ikut konser di negara lain, kelompok orkestra harus melepaskan semua tuts gading dari piano. Hal itulah yagn dikatakan oleh perusahaan spesialis piano antik di Inggris. Para pakar musik pun menyetujui sistem baru ini.
"Tidak ada yang mau menyakiti gajah, tapi tampaknya sedikit konyol kalau harus melakukan permohonan izin terus-menerus dari CITES untuk piano berusia 120 tahun," kata para pakar musik kepada AFP.
US National Association of Music Merchants juga menanggap baik sistem baru ini. Menurut mereka, paspor alat musik adalah 'langkah awal yang baik'.
(sst/sst)
Komentar Terbanyak
Study Tour Dilarang, Bus Pariwisata Tak Ada yang Sewa, Karyawan Merana
Penumpang Pria yang Bawa Koper saat Evakuasi Pesawat Dirujak Netizen
Suhu Bromo Kian Menggigit di Puncak Kemarau