"Ada 60 motif kain gendong Nusantara dan 40 kain dari negara lainnya," ujar Ika Bien Soebiantono Wahyudi, Dewan Pengurus Yayasan Batik Indonesia yang menjadi Ketua Pameran Kain Gendongan saat berbincang dengan wartawan di Gedung Merdeka, Jl Asia Afrika, Bandung, Jumat (19/4/2013).
Ika menambahkan, kain gendong asal Indonesia berasal dari Pekalongan, Lasem, Cirebon, Sumedang, Badui, Indramayu, NTT, Bali, Sengkang, Sulawesi dan daerah lainnya. Sementara dari negara lain, ada dari Suku Miao China, Thailand dan Kenya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ika menuturkan, filosofi menggendong anak dengan kain saat ini mulai tergantikan dengan berbagai perlengkapan yang praktis dan modern. "Sekaligus mengingatkan para ibu untuk menggendong anaknya agar ada ikatan, dan kedekatan," tutur Ika.
Pada pameran tersebut, diperlihatkan cara menggendong anak. Ada yang disimpan di depan, ada juga yang di belakang. Menurut Ika, perbedaan cara dan letak menggendong tersebut lebih banyak dipengaruhi dari adat istiadat serta kebiasaan di daerah setempat.
Cara menggendong anak di depan, biasanya banyak ditemui di wilayah Jawa. Sementara di Kalimantan, bayi digendong di belakang dengan menggunakan kayu yang telah dibentuk seperti tas ransel.
"Kalau di Papua, bayi disimpan di dalam Noken yang lalu talinya ditahan di kepala. Kalau di Sulawesi, tidak ada kegiatan menggendong anak, karena anak disimpan dalam kain tarekat (sarung) yang disambungkan sehingga bayi diper (diayun). Perbedaan seperti itu lebih karena adat kebiasaannya," tuturnya.
Ada banyak koleksi kain yang menarik di pameran ini, termasuk koleksi milik Prof Mazakatsu Tozu Kousekan dari Universitas di Tokyo. Bagi Anda traveler wanita, kunjungi Pameran Kain gendong ini yuk!
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum