Jika Wamena punya Festival Lembah Baliem dan Raja Ampat punya Festival Raja Ampat, maka Jailolo di Halmahera Barat punya Festival Teluk Jailolo. Di sinilah puluhan pentas budaya tarian dan tradisi, serta bentangan alam yang memukau mampu membius wisatawan. Di balik kemeriahannya, Fastival Teluk Jailolo punya sejarah dan cerita keterlibatan masyarakat setempat.
"Festival Teluk Jailolo ini awalnya mimpi kecil, mimpi indahnya tentang Jailolo," kata Bupati Halmahera Barat sekaligus pengagas Festival Teluk Jailolo, Namto H Roba, di kediamannya di Jailolo, Halbar, Jumat (17/5/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Festival teluk-teluk lainnya terdahulu sudah ada. Tapi lalu mati dan saya bermimpi untuk membuat Festival Teluk Jailolo," ujar Namto.
Tahun 2008 adalah titik awalnya Festival Teluk Jailolo. Selama rentang waktu 5 tahun, hingga pagelarannya pada tahun 2013, festival ini punya banyak cerita. Dampak positif pada masyarakat menjadi hal yang paling disyukuri.
"Homestay dulu di Jailolo hanya ada 1, tapi sekarang sudah ratusan. Penginapan dulu 1 tapi sudah ada 20 penginapan. Cobalah datang 5 tahun lalu, sungguh luar biasa. Luar biasa tidak ada apa-apa," celetuk Namto mengenang ironi di masa lalu.
Festival Teluk Jailolo pun menampilkan pagelaran budaya yang menarik. Aneka macam tarian, seperti tarian cakalele, soya-soya, tide-tide, dan masih banyak lagi dapat wisatawan saksikan. Lebih dari itu, ada pertunjukan bambu gila, musik tiup, hingga parade gerobak sapi.
"Di sini kita pentaskan budaya dan dunia bawah laut. Jailolo punya soft coral yang begitu luas dan kaya dengan binatang," ungkap Namto.
Ya, jangan lupakan pesona alam Jailolo. Deretan pantai cantik, gunung, hingga pemandian air panas ada di sini. Yang unik, adalah burung bidadari yang hanya ada di Halmahera Barat.
"Kita punya 15 spot diving. Kalau Anda suka menyelam, belum lengkap kayaknya kalau belum ke Jailolo," tegas Namto.
Ingat, Festival Teluk Jailolo selalu berlangsung pada bulan Mei setiap tahunnya. Saat itulah, masyarakat dan wisatawan berpesta dengan budaya dan alam.
"Jailolo itu indah," tutup Namto.
(aff/fay)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum