Sekitar 70 penumpang British Airways menolak turun dari pesawat di Riyadh. Mereka terlanjur marah dan lelah akibat kejadian buruk yang mereka alami, tak peduli suhu udara mencapai 50 derajat Celcius saat itu.
Dilansir dari News.com saat dilongok, Senin (12/8/2013) beginilah rentetan kejadian nahas mereka. Semua diawali pada Rabu 7 Agustus lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, kerusakan yang sama terjadi lagi dan pesawat harus kembali ke Riyadh. Parahnya, kali ini pesawat harus berputar-putar dulu di atas padang pasir untuk membuang 20 ton bahan bakar agar pesawat bisa mendarat dengan selamat.
Dalam dua kali pendaratan darurat, ambulans dan pemadam kebakaran menyerbu pesawat. Itu pun menjadi pengalaman buruk untuk para penumpang.
Di Bandara Riyadh, seorang pegawai British Airways harus berhadapan dengan 300 penumpang. Sementara yang lain ngumpet di dalam kantor, demikian dikisahkan seorang penumpang, Dean Jones.
"Sampai berkelahi dan tentara datang. Kami marah karena dinaikan ke pesawat itu lagi padahal bermasalah. Layanan konsumennya payah," kata dia.
Penerbangan 262 mestinya terbang dari Bandara Internasional King Khalid pukul 12.40 pada Rabu waktu setempat. Pesawat itu delay 5 jam. Ketika baru terbang 40 menit, pilot melaporkan sayap pesawat rusak dan harus mendarat darurat.
"Kita terbang rendah ke Riyadh. Ada yang menjerit dan menangis. Kami mendarat dengan keras," ujar Jones.
Penumpang diminta kembali ke bandara pukul 3 dini hari pada hari Kamis. Mereka dinaikan ke pesawat yang sama yang akhirnya berangkat pukul 08.45 pagi. Begitu terbang 30 menit, sayap pesawat kembali bermasalah.
"Kali ini penumpang lebih ketakutan. Perempuan menangis dan penumpang sudah kelelahan," jelas dia.
Begitu pesawat mendarat darurat kedua kalinya itu, 70 penumpang menolak turun. Mereka meminta British Airways memberikan penjelasan.
Pihak maskapai kemudian meminta maaf dan mengatur pesawat pengganti. Penumpang ditawarkan kompensasi biaya, tiket pesawat dan akomodasi hotel.
(fay/aff)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!