Ama Dablam artinya 'kalung ibu', merujuk pada perhiasan tradisional yang dikenakan para wanita Sherpa, yang adalah etnis penduduk asli di lereng Himalaya.
Ama Dablam adalah bagian dari Pegunungan Himalaya. Terletak di sebelah timur Nepal, dengan ketinggian 7.812 mdpl. Ini juga merupakan salah satu gunung populer di kalangan pendaki yang ingin meraih Everest maupun Everest Base Camp (EBC).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semua berawal ketika Badai Phailin menyerang kawasan India pada Sabtu (12/10). Badai ini sontak menyebabkan 6.000 orang menundak keberangkatan ke Lukla di Bandara Tribhuvan, Nepal. Lukla adalah titik awal seluruh peserta memulai perjalanan menuju Ama Dablam hingga pertengahan November 2013.
3 Pemuda asal Bandung, yakni Ian, Regi dan Nunu yang ikut dalam ekspedisi ini pun terpaksa harus menunggi 1 minggu di Kathmandu. Ini masih efek dari Nepal yang mengakibatkan berubahnya iklim Nepal yang semula cerah menjadi berkabut.
Agar tidak ketinggalan dalam pendakian, tim Indonesia akhirnya memutuskan untuk memulai perjalanan. Tidak dengan kendaraan, tim memulai perjalanan dari Kathmandu menuju Lukla dengan helikopter.
Akhirnya langkah kaki pertama dijejakkan di Lukla (18/10), seperti ditulisa dalam rilis kepada detikTravel, Minggu (27/10/2013). Perjalanan dilakukan dari desa ke desa untuk mencapai Base Camp Ama Dablam (4.570 mdpl).
Mereka melewati sebuah desa terbesar di kawasan Khumbu Himal, Namche Bazaar (3.440 mdpl). Namche Bazaar adalah sebuah desa yang dikenal sebagai "ibu kota" dari kawasan Himalaya.
Tim bermalam 2 malam di desa ini untuk proses aklimatisasi. Proses aklimatisasi atau proses penyesuaian diri terhadap ketinggian mutlak dilakukan dalam pendakian menuju puncak-puncak tinggi di kawasan Himalaya. Tanpa program aklimatisasi yang baik, pendaki tidak akan mungkin mencapai tujuan.
Setelah melalui banyak halangan dan sempat kehilangan kontak dengan tim di Bandung, akhirnya tim berhasil dihubungi dan telah tiba di Base Camp Ama Dablam. Tim tiba pada tanggal 23 Oktober 2013.
Di Base Camp, tenda-tenda sudah berdiri sebagai satu-satunya pengendali utama untuk mendukung para pendaki mencapai puncak Ama Dablam. Tali-tali mulai dipasang oleh para sherpa dari kemah ke kemah untuk menjamin keselamatan dan kesusksesan para pendaki.
Pada Sabtu (26/10) seluruh peserta akan memulai proses aklimatisasi ke tempat yang lebih tinggi di high camp (4.900 mdpl), Kemah Satu (5.639 mdpl) dan Kemah Dua ( 5.944 mdpl).
(ptr/ptr)
Komentar Terbanyak
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Foto: Momen Liburan Sekolah Jokowi Bersama Cucu-cucunya di Pantai
Layangan di Bandara Soetta, Pesawat Terpaksa Muter-muter sampai Divert!