Pada Senin (17/2/2014), detikTravel dan beberapa pemenang d'Traveler of the Year berkunjung ke Academy AirAsia yang berlokasi di Sepang, Malaysia. Ini adalah sekolah yang mendidik para calon kru kabin mulai dari pilot hingga flight attendant.
Kami disambut oleh beberapa instruktur sekolah tersebut, salah satunya adalah Andhika. Selain menjadi instruktur, rupanya ia juga menjadi salah satu senior flight attendant dari Indonesia.
Ia pun memberikan sedikit bocoran untuk traveler yang berminat menjadi pramugari atau pramugara:
1. Tinggi badan
"Kalau laki-laki diminta minimum tingginya itu 175 cm, kalau perempuan 165 cm," ujar Andhika.
Bukan rahasia lagi, tinggi badan adalah salah satu syarat seseorang yang ingin menjadi pramugari atau pramugara. Begitupun di AirAsia. Traveler yang berminat diminta memenuhi salah satu syarat ini.
2. Bisa berbahasa Inggris
Syarat kedua seseorang yang ingin menjadi pramugari atau pramugara adalah pandai berbahasa Inggris. "Bisa berbahasa Inggris," ungkap Andhika.
3. Memiliki keinginan kuat
Salah satu faktor lain yang penting jika ingin menjadi pramugari adalah memiliki keinginan yang kuat.
"Nanti akan di psikotest apakah ada bakat jadi pramugari," lanjut Andhika.
4. Tak perlu bisa berenang
"Kalau untuk renang, kemampuan renang mungkin untuk orang yang ingin hidup sehat atau ingin jadi atlet. Sedangkan untuk menjadi flight attendant kita hanya diminta untuk mengerti cara berenang," ungkap Andhika.
Ketika terdampar, lanjut Dhika, penumpang maupun kru kabin tidak akan diminta berenang. Semua sudah mengenakan pelampung dan diminta berkumpul di satu titik agar lebih mudah dikenali tim penyelamat.
5. Umur minimal 18 tahun
"Di kelas saya ada yang masih berumur 18 tahun," celetuk Andhika.
Usia termuda seseorang yang ingin menjadi pramugari adalah 18 tahun. Jadi, begitu lulus SMA dan tertarik dunia penerbangan, mereka yang berminat bisa langsung mendaftar sebagai pramugari di AirAsia.
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Sepi, Waktu Tempuh 1,5 Jam dari Bandung Jadi Biang Kerok?
Menpar Widiyanti Disentil soal Pacu Jalur, Dinilai Tak Peka Momentum Untungkan RI