Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Helmy Faishal Zaini menyebutkan selama ini publik hanya mengetahui sejarah situs wisata lewat buku dan media massa. Namun, jarang sekali melihat kondisi langsung obyek wisata tersebut.
"Saya pikir masyarakat perlu tahu. Saya sendiri baru tahu ada situs makam bersejarah di sini. Ini yang harus dimaksimalkan tentunya dan jangan seremonial saja. Makanya perlu didukung," ujar Helmi usai acara peletakan pembangunan renovasi Makam Papan Tinggi di Kecamatan Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Senin (19/5/2014).
Dia mengatakan kalau situs sejarah wisata rohani seperti Makam Papan Tinggi dioptimalkan maka berpeluang menarik wisatawan lokal dan mancanegara. Selain nilai historis yang tinggi, lokasi makam ini memiliki keunikan dengan letaknya yang berada di atas bukit.
Menurutnya, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah harus berani memasang target peningkatan wisatawan. Sejauh ini, hampir setiap tahun jumlah wisatawan yang datang ke Tapanuli Tengah terus meningkat.
Fakta sejarah, kata dia, menyatakan kalau Barus memiliki keunggulan sebagai kota tua yang ditempel pesisir pantai menjadi daya tarik. Latar belakang sejarah menyebutkan Barus dahulu dikenal sebagai salah satu bandar atau pelabuhan perdagangan terbesar dan teramai di dunia sehingga membuka pintu masuk agama Islam pertama kalinya di Indonesia.
"Ini harus dilihat karena sudah didukung daerah Tapanuli Tengah yang sudah potensial dari tawaran obyek wisata. Kita akan optimalkan untuk bangkit pariwisatanya dari status daerah tertinggal. Kalau bisa untuk dikenalkan ke dunia bukan dalam negeri saja," sebut menteri berusia 37 tahun itu.
Adapun Makam Papan Tinggi dan Makam Mahligai berlokasi di Desa Pananggahan, Kecamatan Barus, Tapanuli Tengah, Sumut. Makam ini memiliki keunikan di atas bukit dengan ketinggian 215 mdpl. Untuk mencapai makam ini, pengunjung mesti melewati jalan setapak serta 1.000 anak tangga. Dari atas makam bisa terlihat pemandangan alam khas pantai daerah Barus.
Di dalam komplek pemakaman ini terdapat 6 makam yang salah satunya adalah makam Islam tertua dari seorang ulama dengan panjang batu nisan antara kepala dan kaki mencapai tujuh meter. Sementara, tinggi nisan dua meter. Makam ini diyakini oleh para ahli sejarah sebagai makam Syekh Mahmud. Tulisan di batu nisan ini ada dua bahasa yaitu Arab serta Persia.
(shf/shf)
Komentar Terbanyak
Viral WNI Curi Tas Mewah di Shibuya, Seharga Total Rp 1 M
Daftar Negara Walk Out Saat Netanyahu Pidato di Sidang Umum PBB
Perjuangan Palestina Merdeka: 157 Negara Mendukung, 10 Menolak, 12 Abstain