'Pantai Malin Kundang', begitu turis biasa menyebut Pantai Air Manis yang ada di Kota Padang. Memang, pantai ini konon menjadi lokasi terjadinya legenda Malin Kundang yang terkenal. Batu berbentuk pria sedang sujud pun disebut-sebut menjadi buktinya.
Tak sedikit turis yang datang dan melihat batu tersebut. Tapi sayang, Pantai Air Manis tak terawat seperti dulu. Batu Malin Kundang pun semakin tak terurus.
Itulah yang dilihat detikTravel saat menyambangi Pantai Air Manis di sela-sela liputan Tour de Singkarak. Mobil yang masuk kawasan pantai dikenai tiket masuk Rp 7.000.
Penjual baju dan suvenir berderet di tepi pantai. Kios-kios ini temporer, karena letaknya persis di bibir pantai. Saat air pasang, mungkin kios-kios ini akan tergenang atau bahkan hilang.
Lebih banyak kios berderet dari ujung jembatan sampai Batu Malin Kundang. Jembatan penghubung itu pun sudah rusak berat, bolong di mana-mana, air menggenang di banyak tempat.
Tak banyak turis yang mau lewat jembatan itu. Bukan karena rusak, tapi pungutan liar alias pungli yang sering dilakukan warga.
"Saya barusan lewat situ dipalak, Rp 5.000," tutur Idris, turis asli Padang yang hari itu liburan ke Pantai Air Manis.
Tak sampai di situ, Batu Malin Kundang dikerubungi wisatawan yang ingin berfoto. Waktu detikTravel berkunjung sekitar tahun 2009, tak ada larangan atau syarat berfoto dengan batu Malin Kundang. Tapi kini, wisatawan harus bayar.
"Rp 20.000 per foto. Habis itu mau difotoin pake hape boleh," tutur Yos, salah satu tukang foto di batu Malin Kundang kepada detikTravel, Minggu (15/6/2014).
Alasan Yos mematok harga untuk turis berfoto adalah usahanya menggali pasir yang mengelilingi batu Malin Kundang. Pengumuman 'kalau foto harus bayar' itu ditulis besar-besar di sebuah papan, ditaruh dekat batu Malin Kundang.
"Tiap pagi batu ini tertutup tanah karena pasang. Saya menggali dulu mulai jam 7 pagi," katanya.
Tanah di sekitar batu itu memang tampak digali. Namun meski penuh orang, antusiasme turis untuk berfoto tak pula surut. Mereka rela membayar Rp 20.000 untuk berpose dengan batu berbentuk pria bersujud itu.
Hal lain yang cukup mengganggu adalah banyaknya tukang jualan di sekitar batu Malin Kundang. Lima tahun lalu, tak ada penjual makanan ataupun mainan di dekat batu tersebut. Namun kini sudah ada penjual mainan, camilan, kacamata hitam, dan lain-lain. Persis di daerah sekitar batu Malin Kundang.
Untuk saat ini, traveler yang menyambangi Pantai Air Manis harus waspada terhadap berbagai pungutan liar ini. Jangan sampai terjebak!
(ptr/fay)
Komentar Terbanyak
Study Tour Dilarang, Bus Pariwisata Tak Ada yang Sewa, Karyawan Merana
Penumpang Pria yang Bawa Koper saat Evakuasi Pesawat Dirujak Netizen
Suhu Bromo Kian Menggigit di Puncak Kemarau