Aneka Pesona Wisata Tambora Siap Sapa Dunia 2015

Jakarta -

Tahun depan genap 200 tahun letusan Gunung Tambora meletus. Untuk itu, ada rentetan acara yang dibuat. Banyak persiapan dilakukan termasuk aneka potensi wisata yang bisa menarik banyak wisatawan untuk datang ke sana.

Tahun depan, tepatnya 11 April 2015 akan menjadi awal dari acara puncak dari Tambora Menyapa Dunia. Tanggal ini bersamaan dengan ulang tahun Kabupaten Dompu. Mulai dari infrastruktur hingga promosi sudah diatur sedemikian rupa.

"Dahulu, jalur ke sana (Tambora-red), bisa dibilang jalur neraka karena jalannya jelek. Sekarang tidak lagi," ujar Kadispar NTB, M Nasir dalam acara konpers rangkaian acara Tambora Menyapa Dunia dukungan BPPD NTB di Hotel iDoop, Mataram, Lombok, Sabtu (8/11/2014).

Saat ini, acara yang sedang berlangsung adalah undangan untuk travel agent dari seluruh Indonesia untuk lebih mengenal Tambora. Targetnya adalah 50 buyer, namun yang datang 55 buyer termasuk dari Malaysia. Nantinya para buyer ini akan diajak ke Sumbawa. Juga, diajak melewati trek baru di Tambora. Tak lupa, merasakan pengalaman menginap di kaki Gunung Tambora dengan tenda.

Dengan turun langsung, diharapkan para travel agen ini bisa membuat paket semenarik mungkin. Sehingga, wisatawan bisa dengan mudah memilih paket wisata ke NTB. Di luar persiapan, ada juga rencana besar untuk memajukan pariwisata Lombok Sumbawa.

"Kami sedang menyusun Terabas Tambora untuk tahun depan. Ada juga usulan untuk membuat Tour de Rinjani-Tambora," kata Nasir.

Nasir menambahkan ada empat keunggulan pariwisata NTB yang akan dijual di sini yaitu keindahan alam, kuliner, budaya, dan kerajinan khas. Diharapkan 4 keunggulan bisa menarik banyak wisatawan dalam dan luar negeri untuk datang.

NTB pun gencar mempromosikan wisata syariah. NTB punya cara yang berbeda untuk mempromosikan wisata syariah. Nasih mengatakan promosi paling sederhana dengan petunjuk arah kiblat di kamar hotel, diikuti dengan label halal MUI di restoran-restoran.

Yang tak kalah unik, ada juga promosi wisata yang dilakukan di sela-sela khutbah. Bukan tanpa landasan, program ini melibatkan Tuan Guru atau para ulama.

"Kita juga punya wisata ziarah yang sedang digali," tandas Nasir.

(fay/fay)