Belajar Menyetir Kapal Tongkang di Sungai Musi, Asyik!

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Musi Triboatton 2014

Belajar Menyetir Kapal Tongkang di Sungai Musi, Asyik!

- detikTravel
Jumat, 28 Nov 2014 13:56 WIB
Kapal tongkang di Sungai Musi (Idham/detikTravel)
Jakarta -

Sungai Musi memang menyimpan keindahan alam dan budaya di Sumatera Selatan. Menyusuri dengan menggunakan kapal tongkang memberikan pengalaman berkesan, apalagi ditambah dengan belajar mengemudikan kapalnya, menegangkan!

Kemarin pagi Kamis (27/11/2014), detikTravel bersama peserta Musi Triboatton meninggalkan Dermaga Muara Kelingi, Musi Rawas. Kapal yang mampu mengangkut beban seberat 20 ton, dengan panjang 17 meter dan lebar 3 meter itu pun mulai bergerak, berkonvoi sebanyak 16 kapal, lengkap dengan bendera negara masing-masing.

Air Sungai Musi yang berwarna kuning terus mengalir ke hilir. Kapal tongkang kami tumpangi pun melaju dengan kecepatan normal. Berdiri di atas kapal dan mata menatap lepas ke sekitar yang keindahannya seolah tak akan pudar. Rimbun pepohonan, perumahan warga yang berada di bibir sungai dan segala aktivitasnya, dan lambaian tangan setiap warga yang kami lintasi membuat pesona indah dan ramah pun menyatu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hanya tim media dan awak kapal yang ada di kapal tongkang itu. Ruangan kapal tongkang ini dibagi menjadi 4 bagian. Ruang nakhoda yang berada di depan, bagian tengah yang merupakan ruang utama untuk penumpang, di belakangnya terdapat ruang istirahat awak kapal dan ruang mesin, dan terakhir toilet atau kamar mandi.

Setelah menikmati alam musi, saatnya belajar mengemudikan kapal berukuran besar itu. Sang nakhoda yang bernama Pak Anton itu pun dengan ramah dan telaten mengajari saya dan memperkenalkan semua instrumen dan fungsinya masing-masing.

Hanya ada 4 perangkat di ruang nakhoda itu. Yaitu kemudi untuk menentukan arah laju kapal, handle gas, handel laju mundur dan tombol lampu yang digunakan untuk perjalanan malam hari. Kapal tongkang tak memiliki handle rem. Lalu bagaimana memberhentikan kapal ini saat bersandar?

Ada dua cara untuk menghentikan kapal. Cara yang mudah adalah memutar kemudi kapal menuju arah yang melawan arus, sehingga kecepatan kapal berkurang dan mudah diarahkan untuk bersandar. Kapal ini tetap bisa disandarkan atau diberhentikan dengan posisi kapal yang masih mengikuti arus air, namun memiliki kerumitan tersendiri.

Feeling dan insting nakhoda untuk mengukur jarak sangat penting agar kapal bersandar dengan sempurna. Sayang, sang nakhoda tak mengizinkan detikTravel untuk mengemudikan kapal tongkang itu secara sendiri. Tak apa-apa lah!

Setelah tiga jam lebih menyusuri Sungai Musi, kami pun bersandar di Desβ€Ža Panai, Kecamatan Sanga, Kabupaten Musi Banyu Asin. Saat naik ke darat, pemandangan desa tak kalah alaminya dengan memandang perumahan warga yang khas.

(shf/shf)

Hide Ads