Ini mungkin memang bukan tahun terbaik untuk penerbangan di Asia. Jumlah traveler pengguna βpesawat meningkat, namun Insiden penerbangan juga banyak terjadi.
Kecelakaan pesawat TransAsia di Taiwan membuat berbagai pihak dan media-media internasional mempertanyakan kembali soal standar keamanan penerbangan. Dilansir Reuters, Jumat (6/2/2015), TransAsia disorot pihak otoritas penerbangan karena ini bukan Insiden pertama mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di bulan yang sama, TransAsia juga jatuh menabrak gedung di Pulau Penghu, Taiwan. Tapi. Beritanya kalah ramai dengan MH17. Di Desember 2014 ada AirAsia QZ8501 dan terakhir TransAsia jatuh di Sungai Keelung.
Media-media asing pun mencoba menjaring reaksi para traveler yang ternyata ramai di sosial media terutama di Facebook dan Twitter.Ternyata reaksi mereka terbagi dua, jadi fobia terbang atau tidak terpengaruh sama sekali.
βMereka yang tetap berani terbang mengatakan pesawat tetap moda transportasi paling aman. Sebagian mengatakan hidup urusan Tuhan.
Sementara yang takut terbang mengatakan naik pesawat sekarang itu seperti mempertaruhkan nyawa. Tapi ada juga yang mencoba rasional dengan mengganti pilihan pesawat ke maskapai yang catatan keselamatannya cukup baik, atau ada yang berhenti memakai maskapai bujetβ karena khawatir dengan standar keamanannya.
Memang tidak bisa dipukul rata bahwa maskapai murah standarnya buruk. Namun, itulah yang dirasa sebagian traveler di Asia.
Nah bagaimana dengan Andaβ? Apakah Anda juga jadi takut terbang atau malah sebaliknya? Ayo sampaikan perasaan dan pemikiran Anda ke email redaksi@detik.travel
(fay/aff)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!