Perempuan Naik Gunung Saat Haid, Bolehkah?

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Travel Highlight Naik Gunung

Perempuan Naik Gunung Saat Haid, Bolehkah?

Sri Anindiati Nursastri - detikTravel
Kamis, 28 Mei 2015 13:30 WIB
Ilustrasi (Thinkstock)
Jakarta - Mendaki gunung saat sedang haid, sedikit banyak pasti menyusahkan traveler wanita. Tak sedikit orang yang beranggapan, alangkah baiknya menunda agenda naik gunung jika sedang datang bulan. Benar atau tidak?

Jangankan naik gunung, di hari-hari biasa saja banyak wanita yang memiliki keluhan haid. Tak heran banyak orang beranggapan, ada baiknya menunda naik gunung apabila Anda traveler wanita sedang datang bulan.

"Haid ada 2 macam, yang punya keluhan dan yang tidak punya keluhan. Haid yang ada keluhan biasanya sakit perut, kepala, atau pinggang bagian belakang di hari-hari pertama. Ini yang bisa menyusahkan," tutur dr M Nurhadi Rahman SpOG, Dosen Fakultas Kedokteran UGM via wawancara telefon dengan detikTravel, Kamis (28/5/2015).

Ketahanan diri terhadap keluhan seperti itu, lanjut Nurhadi, hanya diri sendiri yang bisa menilai. Dosen sekaligus Dokter Kandungan di RSUP Dr Sardjito, Yogyakarta itu menambahkan, naik gunung saat haid tidak masalah selama haidnya lancar dan tanpa keluhan.

"Kalau tidak ada keluhan, harusnya tidak masalah. Tapi ada beberapa hal yang harus diperhatikan, misal rutinitas ganti pembalut dan jumlahnya harus disiapkan sesuai lamanya pendakian," tambah dia.

Traveler wanita di luar negeri, lanjut Nurhadi, biasa menggunakan tampon jika haid saat naik gunung. Namun hal itu bukanlah hal yang wajar di Indonesia, karena penggunaannya bisa merusak selaput dara.

"Jika haid biasanya disertai keluhan, sebenarnya bisa digeser. Satu atau dua bulan sebelumnya, bisa mengonsumsi obat hormon yang aman," paparnya.

Untuk menghindari tubuh drop karena haid selama naik gunung, ada baiknya traveler wanita membawa beberapa obat-obatan. Yang paling utama adalah obat anti nyeri.

"Obat anti nyeri untuk bisa meringankan kontraksi rahim. Lainnya, cukup vitamin yang mengandung zat besi tinggi sehingga bisa menjaga vitalitas tubuh," kata Nurhadi.

Satu hal lagi yang penting adalah cara traveler membuang pembalut. Sudah peraturan tak tertulis kalau traveler tidak boleh membuang sampah sembarangan, termasuk pembalut.

"Jangan sampai dibuang sembarangan, jangan juga ditimbun di tanah. Kalau di luar negeri, jika di gunung itu ada beruang, yang ditakutkan adalah beruang mencium bau darah kemudian menyerang. Coba bungkus pembalut serapi dan serapat mungkin, bagaimanapun sampah harus dibawa turun," tutup Nurhadi.

(Johanes Randy/Fitraya Ramadhanny)

Hide Ads