Jepang dikenal sebagai negara yang masyarakatnya disiplin. Salah satu contohnya, menaati peraturan-peraturan yang ada di suatu tempat. dari A sampai Z, semua yang menjadi peraturannya tak akan pernah mereka langgar.
Beberapa peraturannya yang akan sering Anda temui kalau sedang traveling di Jepang, yakni aneka larangan di tempat wisata. Hal ini seperti pantauan detikTravel saat menjelajahi Jepang beberapa waktu lalu, atas undnagan Japan National Tourism Organization (JNTO) dan Cathay Pacific.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Paling banyak adalah larangan merokok. Walau di tempat wisata outdoor (lua ruangan) sekalipun, tempelan larangan tersebut tetap berlaku. Intinya, turis dilarang merokok di area tempat wisata baik di taman kota, kastil hingga museum. Merokoklah, di tempat-tempat yang sudah disediakan.
Larangan berikutnya yang juga banyak terlihat di tempat wisata yaitu larangan membawa makanan dan minuman. Tujuannya jelas, agar tidak ada sampah bekas makanan dan tempat wisata tidak terkotori.
Berikutnya, yang mencuri perhatian saya, yakni larangan mencorat-coret. 'No Graffiti', begitu tulisannya yang digambarkan dengan gambar (mungkin maksudnya) spidol dan dicoret. Asal tahu saja, orang-orang Jepang yang kebanyakan dari kalangan orang tua begitu jenggah dengan coretan di tembok.
"Kota menjadi tidak indah sejak banyak coretan (grafiti) di dinding-dinding oleh anak muda," begitu kata Tatsuo Yoshino, pemandu yang menemani saya yang asli Jepang dan usianya sudah 75 tahun.
Larangan lainnya yang terdapat di tempat wisata, seperti larangan membawa binatang peliharaan dan larangan naik sepeda. Terakhir yang mungkin belum banyak turis tahu yaitu larangan memotret.
Anda harus jeli untuk memperhatikan larangan tersebut terlebih dulu sebelum mengeluarkan kamera. Biasanya, tempat yang paling dilarang untuk dipotret adalah tempat loket pembelian tiket masuk. Mengapa?
"Itu masalah privasi," kata Yoshino singkat.
Kemudian, beberapa toko suvenir juga memberikan tanda larangan memotret. Alasannya, apalagi kalau bukan barang-barang tersebut takut dibajak oleh orang dari negara lain.
Banyak larangan di tempat-tempat wisata Jepang, mungkin dianggap sebagian turis membuat jadi repot. Namun kalau ditelaah, larangan-larangan tersebut semata-mata untuk memberikan kenyamanan maksimal bagi turis itu sendiri. Setuju?
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Study Tour Dilarang, Bus Pariwisata Tak Ada yang Sewa, Karyawan Merana
Penumpang Pria yang Bawa Koper saat Evakuasi Pesawat Dirujak Netizen
Koper Penumpangnya Ditempeli Stiker Kata Tidak Senonoh, Transnusa Buka Suara