Timika -
Carstensz adalah puncak tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 4.884 mdpl. Pendakian lewat jalur Sugapa adalah yang terbaru sekaligus paling sulit. Yuk kita simak jalur pendakiannya lewat mana saja.
Sebelumnya, banyak pendakian ke Carstensz dilakukan dengan menumpang jalur PT Freeport, padahal itu adalah jalur tambang dan bukan jalur wisata. Jalur Illaga pun ditinggalkan karena kondisi keamanan. Jalur baru yang digunakan adalah melalui Desa Sugapa.
detikTravel bersama tim Ekspedisi Jurnalis ke Carstensz 2015 mendaki sampai ke Puncak Carstensz akhir Agustus lalu, lewat jalur Sugapa. Ini adalah pendakian bersejarah, karena untuk pertama kalinya ada wartawan yang mendaki ke Puncak Carstensz lewat Sugapa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dihimpun detikTravel, Kamis (10/9/2015) berikut ini penjelasan liku-liku jalur pendakian Carstensz lewat Sugapa yang kemudian akan dijelaskan lebih mendetil dalam ulasan beberapa halaman selanjutnya:Β

1. Timika
(Fitraya/detikTravel)
|
Timika adalah kota di Papua, di kaki Pegunungan Jayawijaya. Timika adalah kota yang melayani penerbangan dari Jakarta selain Nabire untuk para pendaki yang ingin pergi ke Carstensz.
Dari Bandara Moses Kilangin Timika, tersedia sejumlah pesawat carter untuk menuju bandara perintis di Desa Sugapa. Tim Ekspedisi Jurnalis ke Cartensz berangkat dari Timika ke Sugapa dengan pesawat carter Trigana pada 15 Agustus 2015.
2. Sugapa
(Afif/detikTravel)
|
Sugapa adalah nama desa di Kabupaten Intan Jaya yang menjadi gerbang masuk pendakian ke Carstensz. Desa kecil ini memiliki bandara perintis untuk pesawat kecil dari Nabire dan Timika.
Dengan penerbangan selama 50 menit dari Timika, tim pendaki tiba di Sugapa yang mayoritas dihuni Suku Moni. Desa ini dikelilingi pegunungan dan hawanya segar.
3. Ugimba
(Afif/detikTravel)
|
Dari Sugapa, kita harus berjalan kaki selama sehari untuk mencapai Desa Ugimba. Ugimba adalah peradaban manusia terakhir dan paling ujung yang bisa ditemui dalam perjalanan ke Carstensz.
Setelah melalui Ugimba, maka yang tersisa adalah hutan belantara lebat Papua. Tidak ada perkampungan lagi setelah Ugimba.
Ugimba sudah ditetapkan sebagai desa wisata, karena merupakan desa terakhir yang dilalui wisatawan yang ingin naik ke Carstensz. Kebanyakan penduduk desa adalah Suku Moni. Di desa ini sudah tidak ada listrik dan sinyal seluler.
4. Tambua
(Afif/detikTravel)
|
Dari Ugimba, pendaki akan berjalan selama 3 hari menyusuri Sungai Kemabu ke arah hulu. Mereka akan sampai di Tambua.
Tambua dulunya adalah desa Suku Moni, namun akhirnya ditinggalkan dan mereka pindah ke Ugimba. Tambua terlalu terpencil untuk ditinggali masyarakat.
5. Basecamp Lembah Danau-danau
(Afif/detikTravel)
|
Dari Tambua, pendaki berjalan kaki lagi selama dua hari ke arah hulu Sungai Kemabu. Ditandai dengan perubahan vegetasi dan berkurangnya pepohonan, berganti dengan pemandangan pegununan berbatu, itu tandanya kita sudah menembus ketinggian 4.000 mdpl.
Kita tinggalkan hulu Sungai Kemabu dan menyusuri trek berbatu menuju Basecamp Lembah Danau-danau di ketinggian 4.330 mdpl. Ini adalah basecamp terakhir sebelum ke Puncak Carstensz.
Dinamakan Lembah Danau-danau karena ada banyak danau dengan air bersih yang bertebaran di sekitar basecamp. Ini adalah sumber air minum bagi para pendaki.
6. Puncak Carstensz
(Afif/detikTravel)
|
Inilah akhir dari perjuangan menuju titik tertinggi di Indonesia. Puncak Carstensz di ketinggian 4.884 mdpl diraih setelah melakukan pemanjatan selama 7 jam dari Basecamp.
Sungguhan pemanjatan, karena pendaki melakukan rock climbing dan bahkan harus menyeberangi jembatan tali. Inilah satu dari Seven Summits dunia dan itu milik Indonesia.
Puncak Carstensz adalah impian banyak pendaki. Sungguh bukan pendakian main-main dan sangat berat. Itu sebabnya di Puncak Cartensz ada plang dengan sebuah kalimat yang filosofis, "Berlaku, berucap, berfikir, untuk sesuatu yang pantas diperjuangkan."
Tak jarang para pendaki yang menangis setelah sampai di Puncak Carstensz dan membaca tulisan ini.
Timika adalah kota di Papua, di kaki Pegunungan Jayawijaya. Timika adalah kota yang melayani penerbangan dari Jakarta selain Nabire untuk para pendaki yang ingin pergi ke Carstensz.
Dari Bandara Moses Kilangin Timika, tersedia sejumlah pesawat carter untuk menuju bandara perintis di Desa Sugapa. Tim Ekspedisi Jurnalis ke Cartensz berangkat dari Timika ke Sugapa dengan pesawat carter Trigana pada 15 Agustus 2015.
Sugapa adalah nama desa di Kabupaten Intan Jaya yang menjadi gerbang masuk pendakian ke Carstensz. Desa kecil ini memiliki bandara perintis untuk pesawat kecil dari Nabire dan Timika.
Dengan penerbangan selama 50 menit dari Timika, tim pendaki tiba di Sugapa yang mayoritas dihuni Suku Moni. Desa ini dikelilingi pegunungan dan hawanya segar.
Dari Sugapa, kita harus berjalan kaki selama sehari untuk mencapai Desa Ugimba. Ugimba adalah peradaban manusia terakhir dan paling ujung yang bisa ditemui dalam perjalanan ke Carstensz.
Setelah melalui Ugimba, maka yang tersisa adalah hutan belantara lebat Papua. Tidak ada perkampungan lagi setelah Ugimba.
Ugimba sudah ditetapkan sebagai desa wisata, karena merupakan desa terakhir yang dilalui wisatawan yang ingin naik ke Carstensz. Kebanyakan penduduk desa adalah Suku Moni. Di desa ini sudah tidak ada listrik dan sinyal seluler.
Dari Ugimba, pendaki akan berjalan selama 3 hari menyusuri Sungai Kemabu ke arah hulu. Mereka akan sampai di Tambua.
Tambua dulunya adalah desa Suku Moni, namun akhirnya ditinggalkan dan mereka pindah ke Ugimba. Tambua terlalu terpencil untuk ditinggali masyarakat.
Dari Tambua, pendaki berjalan kaki lagi selama dua hari ke arah hulu Sungai Kemabu. Ditandai dengan perubahan vegetasi dan berkurangnya pepohonan, berganti dengan pemandangan pegununan berbatu, itu tandanya kita sudah menembus ketinggian 4.000 mdpl.
Kita tinggalkan hulu Sungai Kemabu dan menyusuri trek berbatu menuju Basecamp Lembah Danau-danau di ketinggian 4.330 mdpl. Ini adalah basecamp terakhir sebelum ke Puncak Carstensz.
Dinamakan Lembah Danau-danau karena ada banyak danau dengan air bersih yang bertebaran di sekitar basecamp. Ini adalah sumber air minum bagi para pendaki.
Inilah akhir dari perjuangan menuju titik tertinggi di Indonesia. Puncak Carstensz di ketinggian 4.884 mdpl diraih setelah melakukan pemanjatan selama 7 jam dari Basecamp.
Sungguhan pemanjatan, karena pendaki melakukan rock climbing dan bahkan harus menyeberangi jembatan tali. Inilah satu dari Seven Summits dunia dan itu milik Indonesia.
Puncak Carstensz adalah impian banyak pendaki. Sungguh bukan pendakian main-main dan sangat berat. Itu sebabnya di Puncak Cartensz ada plang dengan sebuah kalimat yang filosofis, "Berlaku, berucap, berfikir, untuk sesuatu yang pantas diperjuangkan."
Tak jarang para pendaki yang menangis setelah sampai di Puncak Carstensz dan membaca tulisan ini.
(rdy/Aditya Fajar Indrawan)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol