Orang Papua Pertama yang 'Menjual' Puncak Carstensz

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Orang Papua Pertama yang 'Menjual' Puncak Carstensz

Afif Farhan - detikTravel
Rabu, 11 Nov 2015 14:11 WIB
Maximus berpose bersama anak-anak Desa Ugimba (Afif/detikTravel)
Ugimba -

Namanya Maximus Tipagau, usianya 30-an tahun dan merupakan Suku Moni. Yang spesial dari dirinya, dialah orang Papua pertama yang menjual paket pendakian ke Puncak Carstensz. Berikut, kisahnya...

Maximus pun menjadi ketua panita Ekspedisi Jurnalis ke Puncak Carstensz 2015 pada bulan Agustus kemarin. Asal tahu saja, ternyata dia adalah anak panglima perang Suku Moni lho!

"Bapak saya dulu panglima perang. Dia maju pertama kalau sedang perang. Tapi saya tidak berperang angkat senjata sepertinya, saya perangnya di sini," ujarnya kepada detikTravel sambil menunjuk kepalanya di Desa Ugimba, Kabupaten Puncak Jaya di tengah-tengah ekspedisi berlangsung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yang dimaksud Maximus adalah, dia ingin menjadi orang yang bermanfaat untuk sukunya seperti bapaknya. Tapi tidak dengan cara berperang dalam arti sebenarnya, melainkan bagaimana bisa memakmurkan Suku Moni di Desa Ugimba, kampung halamannya.

"Maka dari itu, tahun 2008 lalu saya mendirikan Adventure Carstensz. Operator tur untuk pendakian ke Puncak Carstensz. Saya orang Papua pertama yang membuat operator tur seperti ini," tuturnya.


Maximus bersama kepala Suku Moni, Oktovianus Sondegau (Afif/detikTravel)

Alasan pertama dan utamanya, Maximus merasa sedih karena banyak operator tur yang menjual paket pendakian ke Puncak Carstensz tapi bukan orang Papua. Dia ingin, orang Papua yang seperti itu.

Sebab dengan itulah, dia menilai dapat menghidupi masyarakat Ugimba. Orang-orang di sana diajarkan cara menjadi porter, melayani turis dan menjaga alam demi pariwisata. Yang tentu saja timbal baliknya, hal tersebut akan mengangkat perekonomian masyarakat Ugimba sendiri.

"Memang susah mengajarkan masyarakat Ugimba. Mereka masih memburu binatang-binatang seperti dingiso dan kangguru pohon yang sudah mulai punah. Tapi saya terus memberikan pelatihan memberikan pemahaman. Biar mereka bisa mengerti," curhatnya.

BACA JUGA: Potret Kehidupan Orang-orang Pedalaman Papua

Kembali soal Adventure Carstensz, Maximus menjual paket pendakian ke Puncak Carstensz sebesar kisaran Rp 40-50 juta. Tergantung berapa pendaki dan lamanya pendakian. Jalurnya pun beragam, mau lewat Sugapa, Ugimba atau Soangama.

"Kalau saya jual paket untuk turis asing harganya USD 10.000. Untuk turis Indonesia Rp 40-50 juta saja. Itu pun untungnya sedikit, tapi tidak apa. Masa, orang Indonesia tidak bisa menikmati Puncak Carstensz," terangnya.

Maximus sudah banyak membawa banyak para pendaki. Tapi rata-rata, adalah pendaki mancanegara dari berbagai negara. Ada yang dari Eropa seperti Rusia, Tiongkok dan AS.

"Dulu pernah bawa orang Rusia dan dia bilang. 'Maximus, kalau sampai saya mati ini salah kamu, saya tidak kuat. Ini jauh sekali'. Dia itu tidak kuat, sudah mau menyerah tapi saya paksa terus," kenang Maximus sambil tertawa.

Selama ini, para pendaki yang ikut Adventure Carstensz dinilai Maximus merasa puas. Sebab bukan hanya bisa berdiri ke Puncak Carstensz saja, namun juga bisa mengenal lebih dekat masyarakat Papua, seperti ikut berladang sampai ikut pesta bakar batu.

"Saya sedih kalau ada turis yang masih berpikir, Papua tidak aman atau orang Papua makan orang. Aslinya tidak begitu. Mereka lalu tahu sendiri dan sangat senang," kata Maximus.

Untuk paket pendakian ke Puncak Carstensz, para pendaki bisa cek langsung di situs Adventure Carstensz. Puncak Carstensz adalah satu dari Seven Summit (7 puncak tertinggi di 7 benua) dengan ketinggian 4.884 mdpl. Di atas puncaknya juga, para pendaki akan merasakan salju!

"Biarkan orang Papua urus pariwisatanya sendiri. Kami sekarang butuh pelatihan dari Kementerian Pariwisata dan perhatian pemerintah soal akses serta regulasi pendakian ke Puncak Carstensz. Ini salah satu Seven Summit dunia lho, para pendaki dunia rela jauh-jauh ke Indonesia hanya untuk ke Puncak Carstensz. Jangan sampai kita malah tidak peduli," tutup Maximus.


Maximus bersama anak-anak Desa Ugimba (Afif/detikTravel)

(aff/aff)

Hide Ads