Di Jepang lagi ramai soal penginapan non hotel yang dituding ilegal. Hal itu rupanya dipicu dari ulah turis China yang mengganggu warga.
Penginapan non hotel berupa rumah atau apartemen yang disewakan via online untuk wisatawan, sudah umum ditemui di beberapa negara. Harganya, tentu jauh lebih murah daripada harga per malam di hotel.
Tapi ternyata, penginapan seperti itu tidak bisa semena-mena ada di Jepang. Jepang punya undang-undang khusus yang mengatur soal penginapan turis. Akomodasi apapun itu, harus punya izin resmi sehingga bisa beroperasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Asahi Shimbun, Sankei Shimbun, Mainichi Shimbun dan Jutako Shimpo pada 5 November 2015 lalu memberitakan kasus ini. Dari informasi yang dirangkum detikTravel, Senin (16/11/2015) kepolisian Kyoto menangkap dua orang yang ketahuan menyewakan apartemen lewat Airbnb untuk turis menginap, namun tanpa izin pemerintah setempat. Baca selengkapnya di sini.
Usut punya usut, kepolisian Kyoto bertindak karena dari laporan orang-orang Jepang yang tinggal di apartemennya juga. Mereka mengaku sering melihat turis-turis China yang berlalu lalang dengan jumlah yang sangat banyak. Tentu saja, mudah menebaknya kalau turis-turis tersebut bukanlah penghuni apartemen.
detikTravel pun menonton tayangan Fuji TV yang membuat reportase tentang ulah turis China yang menyewa akomodasi non hotel di Kyoto dan dampaknya terhadap warga sekitar. Dalam tayangan itu, banyak gambar candid seputar aktivitas bus wisata menurunkan puluhan turis China di depan sebuah gedung apartemen yang diduga disewakan via online tanpa izin resmi.
Penghuni apartemen komplain karena turis-turis ini tidak tahu aturan seperti tidak menuruti aturan pemilahan sampah. Mereka cuma tumpuk di pintu apartemen.
Turis ini juga berisik hingga tengah malam padahal ada aturan setelah jam 9 malam dilarang berisik. Ada juga turis yang ketuk pintu tetangga yang orang Jepang mau pinjam ini dan itu yang bikin penghuni asli kesal.
Hal tersebut rupanya sudah berlangsung setidaknya 3 bulan ke belakang. Maka, orang-orang Jepang di sana yang menghuni apartemennya lapor polisi. Kemudian, terkuaklah masalah sewa akomodasi non hotel yang ilegal di sana kepada para turis-turis China.
Sebagai informasi, pemerintah Kyoto tidak memperbolehkan penduduk yang tinggal di kawasan residensial untuk menyewakan tempat tinggalnya kurang dari 1 bulan. Sementara Tokyo dan Osaka sudah lebih longgar. Pemerintah setempat memperbolehkan mereka menyewakan dengan minimum lama tinggal 6 hari.
(aff/fay)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol