Dilema Jepang, Antara Aturan Penginapan & Kebutuhan Wisman

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Hati-hati Menginap di Jepang

Dilema Jepang, Antara Aturan Penginapan & Kebutuhan Wisman

Johanes Randy - detikTravel
Senin, 16 Nov 2015 14:30 WIB
Ilustrasi rumah di Tokyo (Thinkstock)
Tokyo - Di Jepang, akomodasi non hotel berupa rumah atau apartemen sedang dipermasalahkan. Dilema pun muncul, antara menegakkan aturan dan menjawab kebutuhan wisman.

Sudah bukan rahasia umum bahwa biaya hidup di Jepang begitu tinggi, termasuk biaya hotel dan penginapan. Oleh sebab itu, tidak sedikit traveler yang lebih memilih tinggal di apartemen atau rumah sewaan seperti lewat Airbnb dan sejenisnya di Jepang yang tergolong lebih murah secara biaya.

Namun akomodasi non-hotel semacam Airbnb itu berbenturan dengan Inn and Hotel Act di Jepang. Bukannya tidak boleh, tapi harus melalui izin resmi yang sangat ketat. Jepang menerapkan standar kenyamanan dan keamanan akomodasi yang tinggi. Mereka tidak mau wisatawan dirugikan dengan penginapan abal-abal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan, yang terjadi justru warga dirugikan dengan keberadaan akomodasi non hotel yang menjadi tetangga rumah atau apartemen mereka. Sekelompok turis China sempat bikin rusuh di apartemen sewaan dan jadi berita nasional. Alhasil banyak penginapan non hotel yang kena razia.

Menyoroti persoalan tersebut, sejumlah media lokal seperti The Japan Times hingga media asing Csmonitor turut membahas perkembangan soal aturan tersebut. Dikumpulkan detikTravel dari berbagai sumber, Senin (16/11/2015) pemerintah Jepang pun sepakat untuk membicarakan kembali UU Penginapan dan Hotel tersebut.

Pada Juni silam, pihak Airbnb mengatakan kalau pemerintah Jepang akan membicarakan kembali aturan hukum terkait Inn and Hotel Act sebagai bagian dari program Japan Revitalization Strategy 2015 seperti diberitakan media CNBC.

Hal ini terkait dengan dilema, bahwa Jepang tengah bersiap untuk menyambut Olimpiade pada tahun 2020. Besar kemungkinan kalau Jepang akan kedatangan banyak turis asing. Padahal di Tokyo saja, sekitar 90% hotel selalu full di-booking oleh traveler!

Tentu sedikitnya jumlah penginapan resmi seperti hotel di Jepang tidak akan mampu untuk menampung wisatawan pada Olimpiade mendatang. Mendapati fakta tersebut, peran penyedia jasa penginapan seperti Airbnb hingga Tomarina akan menjadi sangat penting.

Media Japan Times memberitakan, bahwa tidak sedikit turis asing yang liburan ke Jepang dan lebih memilih untuk menyewa apartemen via Airbnb atau Tomarina. Selain lebih murah, para warga asing juga bisa berinteraksi dengan warga lokal yang merupakan pemilik apartemen atau rumah sewaan.

Di Tokyo saja ada sekitar 2.500 properti pribadi yang disewakan menurut pihak Airbnb. Bukan tidak mungkin kalau pemerintah Jepang akan merevisi peraturan demi wisatawan, Olimpiade 2020 dan tentunya pariwisata Jepang secara umum. Ditunggu saja perkembangannya.

(rdy/arradf)

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Hati-hati Menginap di Jepang
Hati-hati Menginap di Jepang
7 Konten
Penyewaan akomodasi non hotel via online, sedang menjadi tren untuk turis karena menawarkan harga murah. Namun di Jepang, menyewa rumah atau apartemen bisa menjadi masalah karena ada yang tanpa izin.
Artikel Selanjutnya
Hide Ads