Objek Wisata Berumur 4.000 Tahun di Taiwan Terancam Hancur

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Objek Wisata Berumur 4.000 Tahun di Taiwan Terancam Hancur

Wahyu Setyo - detikTravel
Senin, 30 Nov 2015 14:59 WIB
Batuan Kepala Ratu Inggris di Yehlui Geopark, Taiwan (AFP)
Yehliu - Taiwan memiliki destinasi wisata yang unik berupa batuan alami yang berbentuk seperti siluet kepala Ratu Inggris di Yehliu Geopark. Namun sayang, batu berusia 4.000 tahun ini terancam hancur akibat faktor cuaca.

Yehliu Geopark merupakan obyek wisata terkenal di Distrik Wanli yang terletak di sebelah utara Kota Taipei, Taiwan. Objek wisata ini terkenal karena menyimpan aneka batuan alami yang membentuk formasi unik. Yang paling terkenal tentu saja batu berbentuk siluet kepala Ratu Inggris.


(AFP)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, ada juga batuan berbentuk Jahe, jamur, hingga yang berbentuk seperti hewan unta, lengkap dengan punuknya. Formasi batuan yang unik ini terbentuk secara alami, namun sayang keberadaan batu ini terancam oleh faktor cuaca.

Dilansir detikTravel dari AFP, Senin (30/11/2015), beberapa ilmuwan dari Universitas Nasional Taiwan mengungkapkan kekhawatirannya akan kondisi batu berbentuk unik tersebut. Batuan alami ini terancam musnah akibat kondisi alam yang tidak bisa diprediksi.

"Jika ada gempa bumi kencang atau angin topan yang kuat sekali saja, formasi batuan ini akan hancur dengan mudah," kata Hsieh Kuo-Huang, professor dari Institut Ilmu dan Teknik Polimer, Universitas Nasional Taiwan.


(AFP)

Bahkan jika diperhatikan, bagian leher yang menyangga batu kepala sang ratu, ukurannya terus menyusut dari 1,5 hingga 1,6 cm setiap tahunnya. Jika penyusutan terus berlangsung, diperkirakan batu tersebut akan hancur akibat tidak mampu menahan berat kepala ratu yang mencapai 1,3 Ton.

Para ilmuwan kini sedang berpacu dengan waktu guna mencari cara untuk melestarikan aneka batuan alami ini. Waktu yang tersisa diperkirakan tidak banyak lagi, hanya berkisar 5 hingga 10 tahun ke depan. Hsieh dan timnya sedang mencoba menerapkan teknologi Ilmu Material yang canggih untuk menyelamatkan batu unik ini.

Hsieh akan menggunakan nanoteknologi, yang akan memanipulasi material kecil yang berukuran sekecil atom untuk menguatkan struktur bangunan. Selain itu, Hiseh akan menggunakan cat khusus untuk melindungi batuan agar tetap awet meski diterpa cuaca buruk sekalipun.


(AFP)

(rdy/rdy)

Hide Ads