Kemenpar, Citilink & China Akan Kembangkan Wisata Maritim di Morotai

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Laporan dari China

Kemenpar, Citilink & China Akan Kembangkan Wisata Maritim di Morotai

Bahtiar Rivai - detikTravel
Sabtu, 21 Mei 2016 18:22 WIB
Penandatangani MoU (Bahtiar/detikTravel)
Beijing -

Kemenpar dan Citilink Indonesia akan bekerja sama dengan Dalian Wanda Grup dari China. Mereka akan mengembangkan Kabupaten Morotai, Maluku Utara sebagai destinasi wisata maritim.

Dalian Wanda Grup merupakan salah satu perusahaan properti terbesar di China. Perjanjian kerjasama ini ditandatangani pada Kamis (19/05/2016) di Kantor Wanda Grup di Beijing. Hadir dalam penandatanganan tersebut Menteri Pariwisata Arief Yahya, perwakilan dari Citilink Indonesia dan Wanda Grup.

Menurut Arief Yahya, Citilink sebagai mitra pemerintah untuk mengembangkan Morotai karena maskapai tersebut memiliki jalur charter flight untuk wilayah China Selatan dan memiliki pesawat dengan ukuran sedang. Diharapkan dari kerja sama ini tidak hanya pengembangan destinasi wisata, akan tetapi juga investasi pembangunan di Morotai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Citilink aksesnya, lalu Wanda Grup dia bertangggung jawab perkembangan amenitas (pembangunan) dan Kemenpar akan bertanggung jawab untuk membangun maritime tourism," ujar Arief Yahya, Jumat (20/5/2016) kepada wartawan di Beijing.

Arief Yahya menambahkan pengembangan wisata maritim di Morotai dipilih karena daerah tersebut memiliki potensi pariwisata. Namun, pembangunan dan akses ke daerah sana masih sangat minim.

Apalagi di Morotai juga terkenal akan wisata laut dan aneka peninggalan sejarah seperti pangkalan Perang Jepang. Oleh karena itu dengan ditandatangani MoU dengan Wanda Grup, menurutnya wisata maritim dan pembangunan di wilayah Maluku Utara itu akan berkembang dengan pesat.

Lalu berapa nilai investasi yang dibutuhkan untuk membangun Kabupaten Morotai sebagai destinasi maritim? Menurut Arief Yahya, paling tidak rata-rata untuk satu pembangunan destinasi membutuhkan USD 20 miliar. USD 10 miliar dari pemerintah atau investasi publik untuk infrastruktur dasar seperti pembangunan bandara, listrik, air, dan USD 10 miliar pembangunan kawasan resort oleh swasta.

(fay/fay)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads