Hotel Mayat di Jepang, Dipuji dan Jadi Kontroversi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Hotel Mayat di Jepang, Dipuji dan Jadi Kontroversi

Afif Farhan - detikTravel
Selasa, 07 Jun 2016 19:35 WIB
Hotel Sousou, khusus untuk jenazah (Reuters)
Kawasaki - Hotel Sousou di Jepang hanya menerima jenazah untuk bermalam. Dikenal dengan sebutan hotel mayat, ada pujian dan kontroversi untuknya.

Dikutip dari Reuters, Selasa (7/6/2016) Hotel Sousou berada di Kota Kawasaki, Jepang. Berdiri sejak tahun 2014, hotel ini memang difungsikan sebagai tempat penyimpanan jenazah sebelum dikremasi (praktik penghilangan jenazah dengan cara membakarnya).

"Krematorium (tempat menunggu untuk dikremasi) harus ditambah, sayangnya tidak ada lahan lagi untuk menambahnya. Maka akhirnya saya buatlah Hotel Sousou ini," ujar Hisao Takegishi, sang pendiri hotelnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Inilah kamar di dalam hotelnya yang diisi jenazah dan dapat dikunjungi (Reuters)

Terdapat 10 kamar di sana, dengan harga sewa per malam sekitar 9.000 Yen atau setara Rp 1,1 juta. Jenazah yang bermalam, maksimal dapat menginap sampai 4 hari lamanya. Para keluarga dan kerabat pun dapat menjenguk setiap hari.

Menariknya, jenazah yang disimpan di peti mati tidak ditaruh di dalam lemari pendingin. Pihak hotel hanya menaruhnya di dalam ruangan dan mengandalkan AC sebagai pendingin ruangan saja untuk mengawetkan jenazah atau membuat kondisinya tetap baik.


Hanya AC saja sebagai pendingin untuk jenazahnya (Reuters)

Hotel Sousou pun sudah kebanjiran pesanan dan mendapat pujian. Hirokazu Hosaka, seorang pria berusia 69 tahun yang menginapkan jenazah ibunya di sana, mengaku sangat senang dengan keberadaan hotel ini.

"Saya pikir ini sangat bagus. Pihak keluarga yang ditinggaalkan, bisa datang dan menjenguk sebelum jenazah dikremasi," ujarnya.


Pihak keluarga dapat datang untuk mendoakan jenazah sebelum dikremasi (Reuters)

Bagai dua sisi mata uang, Hote Sousou turut menjadi kontroversi. Terutama, bagi orang-orang yang tinggal di dekat hotelnya. Mengapa?

"Pipa pembuangan udara dibangun sangat dekat, kurang dari satu meter di beberapa tempat. Ada aroma yang tidak enak," kata Yoko Masuzawa, warga yang tinggal persis di belakang hotelnya.


Hotelnya yang nempel dengan bangunan lain (Reuters)

Selain itu, beberapa warga kawasaki juga tidak suka lokasi hotelnya yang berdekatan dengan rumah-rumah penduduk. Hal tersebut sudah dilayangkan ke pihak Hotel Sousou namun hingga kini belum ada titik terang.

Asal tahu saja, dari data pemerintah jepang, 20.000 warga Negeri Sakura meninggal dunia setiap tahun. Jumlahnya meningkat hingga 1,7 juta orang per tahun pada 2040. Artinya jika perhitungan itu tepat, Jepang dalam dua dekade ke depan akan memiliki warga 20 juta orang lebih sedikit dibanding saat ini.

(aff/aff)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads