Sekitar 1 dekade lalu, wisata muslim masih dianggap angin lalu dalam bisnis pariwisata dunia. Negara-negara Islam hanya dilihat sekadar sebuah destinasi eksotis belaka.
Namun, tren wisata muslim melonjak tajam dan menjadi bisnis yang sangat serius, kalau tidak dibilang sebagai penyelamat industri pariwisata global yang mencapai titik jenuhnya. Travel highlight terbaru dari detikTravel sepanjang Kamis (30/6/2016) ingin mengangkat pesona negeri muslim dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yang menarik adalah negeri muslim dunia tidak melulu harus merupakan sebuah negara Islam. Bukan negara Islam, namun memperhatikan kebutuhan wisatawan muslim, maka bisa masuk dalam pariwisata muslim.
Alat ukurnya adalah Global Muslim Travel Index (GMTI) yang dibuat oleh lembaga Crescent Rating yang diakui dunia dan pelaku usaha wisata. Ada riset terukur dengan paramater yang teruji meliputi faktor makanan halal, fasilitas tempat ibadah, kenyamanan berwisata untuk turis muslim dan lain-lain.
Dari situ terukur negara-negara muslim mana yang terbaik tahun 2016. Indonesia ada di sana di peringkat keempat mengalahkan Arab Saudi. Yang menarik, ada pula negara-negara non muslim, namun paling ramah wisatawan muslim, bisa dianggap negeri muslim juga jadinya.
Negara-negara Islam pun tampil dengan sangat meyakinkan di dalam peta pariwisata dunia karena potensi kunjungan wisatanya juga sangat positif. Arab Saudi disusul Turki dan Uni Emirat Arab yang kebanjiran wisatawan.
Di Afrika Utara ada Maroko dari tengah Eropa ada Bosnia Herzegovina. Sementara sejumlah negara muslim di Asia Tengah adalah magnet para petualang.
Di Asia, perputaran wisatawan muslim dari Asia Tenggara ke China dan sebaliknya begitu terasa. China menjelma menjadi destinasi wisata muslim, menyediakan aneka masjid bersejarah dan desa wisata Islam dari Suku Hui yang menawan. Negara-negara Asia lain pun mempersiapkan banyak fasilitas demi kenyamanan turis muslim.
Terlepas dari soal faktor tren, Islam sudah mewariskan banyak hal untuk pariwisata dunia. Ribuan masjid, museum, istana, pasar, menara, benteng dan bangunan bersejarah yang penting telah menjadi tujuan wisata.
Kuliner, tarian, fashion, budaya, produk kerajinan, suvenir Islam menjadi bumbu seru perjalanan wisatawan. Masyarakat Islam yang multikultural meninggalkan jejak kenangan interaksi budaya antara traveler dengan warga lokal.
Wisatawan belajar soal keindahan, keramahan, keluhuran Islam dari semua hal itu. Satu hal yang mengagumkan adalah, Islam merupakan agama yang di dalam kitab sucinya menganjurkan kegiatan traveling, berjalan ke segala penjuru Bumi.
Tujuan dari traveling ke seluruh penjuru bumi pun sangat mulia. Islam menginginkan agar semua orang yang berbeda suku dan bangsa bisa saling mengenal. Begitu indah, begitu damai. Wisata muslim, wisata ke negeri muslim dan aneka sebutan lain adalah bukti dari dunia pariwisata, bahwa Islam adalah rahmat untuk semesta. (fay/fay)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol