Soal harga rokok Rp 50.000 bukanlah kebijakan pemerintah. Itu adalah riset keren Prof Hasbullah Thabrany dari Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan (PKEKK) Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI, Depok.
Riset itu menyebutkan 72,3 persen perokok sepakat harga Rp 50 ribu atau lebih akan membuat perokok berhenti merokok. Hasil ini menunjukkan masyarakat mendukung kenaikan harga rokok tiga kali lipat akan berdampak pada penurunan konsumsi rokok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau memang rokok jadi harganya Rp 50.000, lebih baik uangnya dikumpulin buat liburan," kata Ben Putra kepada detikTravel.
Ben membuat perhitungan sendiri. 4 Pak rokok jika satunya Rp 50.000, maka uangnya bisa dibelikan tiket Trans Studio Bandung. 2 Bungkus rokok, nilainya setara dengan liburan di Lembang, Bandung.
"Kalau di tempat wisata nanti mau merokok, mungkin saya akan beli rokok ketengan biar lebih hemat," lanjutnya.
Hal senada dikataka Subhan. Uang Rp 50.000 lebih baik ditabung untuk liburan dari pada beli rokok. Namun dia menjelaskan, traveler perokok biasanya memang butuh rokok saat traveling.
"Ada beberapa tempat liburan yang membutuhkan kehangatan rokok, seperti puncak atau gunung," kata dia.
Sementara bagi traveler yang tidak merokok, seperti Azizul Husni Mubarak, kalau harga rokok naik hal itu semakin menegaskan agar memakai uangnya untuk liburan. "Banyak tempat wisata yang murah di bawah Rp 50.000," kata dia.
Mereka yang tidak merokok menyarankan agar yang lain memanfaatkan uang itu untuk liburan saja. "Mending buat liburan, buat jalan-jalan, buat main, buat wisata kuliner, buat belanja. Dengan uang Rp 50.000 bisa dapat salah satu dari itu," tegas Zahra. (fay/fay)
Komentar Terbanyak
Ada Gerbong Khusus Merokok di Kereta, Kamu Setuju?
Bisa-bisanya Anggota DPR Usulkan Gerbong Rokok di Kereta
Turis China Serang Petugas Imigrasi, Jilbab Ditarik Sampai Lepas