Kerjasama Dengan Baidu, Menpar Makin Gencar Incar Turis China

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kerjasama Dengan Baidu, Menpar Makin Gencar Incar Turis China

Johanes Randy Prakoso - detikTravel
Sabtu, 24 Sep 2016 15:35 WIB
Ilustrasi Baidu (BBC)
Jakarta - Lewat kerjasama dengan Baidu, Menpar semakin gencar mengincar turis China. Caranya lewat program Baidu Maps yang bisa jadi solusi dari perbedaan bahasa.

Bahasa adalah tantangan paling mendesak bagi Kemenpar untuk menarik turis China ke tanah air. Ini juga bagian dari kelemahan Indonesia dibandingkan dengan Thailand, yang lebih familiar berbahasa Mandarin.

Ketika volume arus wisman China ke tanah air mulai melimpah, problem itu semakin kelihatan nyata. Jumlah tour guide Mandarin kurang, interpreter kurang, petugas hotel, bandara, restoran, pelayan toko, jasa transportasi, semua serba terbatas. Sedangkan belajar bahasa Mandarin, butuh waktu lama?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Baidu rupanya punya solusi bagus. Mereka buat Baidu Maps, semacam Google Maps-nya Tiongkok yang detail dan presisi," ujar Menpar Arief Yahya lewat siaran pers Kemenpar yang diterima detikTravel, Sabtu (24/9/2016)

Baidu Maps yang di layar ditandai dengan tulisan "Du" itu interaktif. Tidak harus mengetik kata-kata ke websitenya, tetapi bisa via voice atau suara. Aktifkan aplikasi recordernya, tinggal sebut sesuatu. Baidu dengan segala keunggulannya, menampilkan dengan cepat apa saja yang dicari turis China.

Aplikasi translate dan maps tersebut benar-benar menerobos barikade persoalan bahasa yang kerap membuat turis tidak punya nyali untuk eksplorasi alam dan budaya di setiap destinasi. Mereka semakin nyaman, karena ada guide digital yang sudah online dan bisa mencari info tentang apa saja yang dibutuhkan turis.

Tim Baidu sendiri dipimpin Direktur Richard Lee, dengan timnya lengkap, Li Yang, Global Baidu Maps Senior Manager, Yu Dang En, Global Baidu Maps, Chen Ni dan Liu Jian, Baidu Nuomi's Travel Vice GM, Ken Tao, Indonesia's local office representative, dan beberapa staf yang menyiapkan berbagai presentasi.

Sedangkan Menpar Arief Yahya didampingi Staf Khusus Bidang IT Samsriyono Nugroho, Staf Khusus Bidang Media dan Komunikasi Muh Noer Sadono, Sesdep Ni Wayan Giri Adnyani dan beberapa staf seperti Martini M Paham, dan Sespri Menpar Teguh S

"Kami juga lagi desain untuk koneksi Baidu Travel dengan Indonesia Travel X-Change (ITX) digital market place nya Indonesia untuk joint," kata Stafsus IT Kemenpar, Samsriyono.

Sam juga menambahkan, saat ini related industry yang sudah mengajukan LoI aggregator antara lain, Hotel MG Holiday dg 5000 hotel, Swiss Bell ada 60 property, 3 Hotel Trans Luxury, Istana Maimun, TWC, Trans Studio, Jungleland, ITDC Nusa Dua.

"On progress GWK - Garuda Wisnu Kencana. Untuk selanjutnya siap kita susun by destinasi," ujar Samsriyono.

Sedangkan dari daerah, sejumlah Dinas Pariwisata (Dispar) juga sangat mendukung promosi wisata via digital. Setidaknya ada sekitar 20 Dispar yang sudah menindaklanjuti ke daerah masing-masing.

"Responsif dan sangat menggembirakan! Ada 20 Dispar yang sudah meminta tindak lanjut ke daerah masing-masing. Kami akan lakukan akselerasi per cluster," ujar Samsriyono.

Segala upaya dan kerjasama dengan Baidu pun dilakukan untuk mengejar target jumlah kunjungan wisman ke Indonesia sebesar 20 juta wisman pada tahun 2019. Baidu yang biasa disebut Google nya China itu sanggup meng-create banyak program yang ujungnya mempromosikan destinasi wisata Indonesia dari hilir ke hulu. Dari branding, advertising sampai ke selling.

"Pak Menteri jangan khawatir, angka 10 juta di 2019 itu sangat mungkin dicapai. Contohnya Thailand yang juga sudah bekerjasama dengan Baidu. Tahun 2015 ini sudah 8 juta, tahun 2016 ini saya yakin akan tembus 10 juta wisman Tiongkok ke Thailand," kata International Business Development Director Baidu, Richard Lee.

Indonesia memang masih belum menjadi top 10 of mind para wisman Tiongkok. Nomor satu masih ke Hongkong 45,8 juta, lalu nomor dua Macau 20,4 juta, nomor tiga Thailand 7,93 juta (dibulatkan 8 juta, red), nomor empat Korea Selatan 6 juta. Nomor lima ke Jepang dengan 4,9 juta. Nomor enam Taiwan 4,2 juta, nomor tujuh USA sebesar 2,6 juta, nomor delapan Prancis 2 juta wisman, nomor sembilan Singapore dengan 1,8 juta dan ke-sepuluh Jerman 1,3 juta. Posisi Indonesia masih di bawah itu, 1,2 juta atau 1 persen dari seluruh outbound China.








(rdy/rdy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads