Wisata malam tidak selalu berkonotasi negatif. Ada banyak hal positif sebenarnya yang bisa diambil dari wisata malam. Bukti nyatanya bisa kita lihat dari beberapa negara tetangga seperti Thailand yang punya Asiatique, hingga Singapura dengan Clarke Quay-nya.
Menurut pengamat dan praktisi yang sudah berkecimpung lama di dunia pariwisata, Tedjo Iskandar, sebenarnya Indonesia punya potensi untuk bersaing dengan negara-negara tersebut. Kuncinya ada di 3 hal, yaitu kebersihan, keamanan, serta fasilitas yang prima.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Faktor lain yang perlu diperhatikan untuk mengembangkan wisata malam di Indonesia adalah soal keamanan dan kenyamanan. Menurut Tedjo, wisatawan akan banyak datang kalau tidak ada preman.
"Yang penting juga jangan ada preman. Wistawan itu pengen nyaman dan aman. Jangan ada lah itu yang sok-sok mabuk terus jadi preman, malak, wisatawan nggak suka lah. Pengamen juga mesti kita ajarin, gimana yang santun, terus mainin lagu-lagu bahasa asing yang oldies, yang bisa karaoke. Jadinya wisatawan asyik ikut nyany-nyanyi," ungkap Tedjo.
Soal fasilitas, yang diperlukan untuk mengembangkan wisata malam ini adalah keberadaan toilet, serta tempat parkir mobil yang nyaman. Tedjo menyebut Indonesia bisa mencontoh Thailand untuk persoalan ini.
Untuk yang suka dengan wisata halal, Tedjo menyarankan agar destinasi wisata belanja seperti Tanah Abang dibuka sampai malam, jadi wisatawan bisa berbelanja barang-barang atau oleh-oleh umroh dan haji bisa sampai malam hari.
Satu lagi yang tak kalah penting adalah pembenahan Kawasan Kota Tua, karena potensinya sangat besar. "Kota Tua itu dibikin nyaman. Pedagangnya dibikini koperasi. Sayang ya, Kota Tua itu cantik sekali kalau malam," ujar Tedjo.
![]() |
Potensi wisata malam lainnya menurut Tedjo adalah di sekitar Monas dan Balai Kota. Menurut Tedjo, di sekitar lokasi itu bisa dibuat semacam Bianglala seperti di Asiatique, yang menghadap ke arah Monas, sehingga wisatawan bisa melihat pemandangan malam Jakarta yang indah.
"Bisa dibikin bianglala seperti Asiatique, yang menghadap Monas jadi wisatawan bisa foto-foto. Bagus itu," imbuh Tedjo.
Uraian yang disampaikan Tedjo tadi bisa diwujudkan asalkan semua pihak bersinergi dan berkomitmen untuk memajukan pariwisata Indonesia, karena sejatinya potensi Indonesia di bidang pariwisata sangat besar dan dijamin tidak kalah dengan negara lain di dunia.
"Asalkan semua berkomitmen dan sinergi, tidak akan kalah kita," tutupnya. (rdy/fay)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan