4 Oleh-oleh yang Paling Nggak Berguna

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pro Kontra Oleh-oleh

4 Oleh-oleh yang Paling Nggak Berguna

Bona - detikTravel
Kamis, 02 Feb 2017 15:50 WIB
4 Oleh-oleh yang Paling Nggak Berguna
Foto: (Afif/detikTravel)
Jakarta - Tidak semua orang senang dikasih oleh-oleh. Ternyata ada beberapa barang oleh-oleh yang dianggap terlalu pasaran dan akhirnya cuma disimpan di laci kantor.

Suvenir biasanya punya keunikan masing-masing di tiap daerah. Namun beberapa oleh-oleh yang akan dibahas ini memiliki kesamaan karakter, dimana-mana banyak dan kurang berguna.

Sekali dua kali dapat oleh-oleh benda ini tentu senang. Tapi kalau berkali-kali dapat oleh-oleh ini, mau buat apa lagi ya?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikumpulkan detikTravel, Kamis (2/2/2017) Ini adalah oleh-oleh yang kurang peminat atau malah dianggap nggak berguna:

1. Gantungan kunci

Foto: (Rachman/detikTravel)
Ini dia suvenir yang paling sering diterima oleh traveler dari teman atau kerabat yang pulang dari liburan. Tak mau repot, gantungan kunci jadi buah tangan yang mudah dicari di mana saja.

Tapi, suvenir ini juga tak memiliki keunikan. Gantungan kunci bukanlah suatu kerajinan tangan khas. Semua daerah memiliki jenis oleh-oleh ini. Cuma beda modelnya saja.

Traveler yang menerima oleh-oleh gantungan kunci juga tidak akan merasa spesial karena selain harganya murah, benda ini juga mudah rusak.

2. Tempelan kulkas

Foto: (Afif/detikTravel)
Saat ini, tempelan kulkas merupakan suvenir yang nggak berguna. Sudah bukan zamannya lagi menghias kulkas atau menulis memo yang ditempelkan ke kulkas.

Saat ingin menempeli kulkas, pasti senang rasanya kalau dapat oleh-oleh tempelan kulkan. Tapi kalau kulkas sudah penuh tempelan, buat apalagi ya?

Traveler mungkin akan menerima dan melupakannya karena lupa untuk menaruhnya di kulkas. Suvenir ini pun bisa traveler temui di mana-mana dengan harga yang murah. Sehingga tidak ada rasa istimewa dalam oleh-oleh ini.

3. Bolpoin

Foto: (Thinkstock)
Bolpoin dengan ukiran etnik memang terlihat menarik untuk dijadikan suvenir. Tapi sayang, di zaman yang serba digital ini kegunaan bolpoin semakin menurun.

Bukan itu saja, umumnya bolpoin etnik ini sangat cantik namun ketika digunakan tintanya tidak ada atau macet. Akhirnya bolpoin hanya menjadi pajangan atau penghias meja.

Inilah yang menyebabkan bolpoin masuk ke dalam daftar oleh-oleh yang nggak berguna. Sayang sekali kalau datang dari tempat jauh tapi oleh-olehnya malah nggak berguna.

4. Kaos

Foto: (Kurnia/detikTravel)
Oleh-oleh kaos memang jadi alternatif. Traveler yang berburu kaos umumnya melihat desain baju yang menampilkan ciri khas daerah tersebut. Warna dan motif juga menjadi penentu dalam berburu kaos.

Tapi banyak yang merasa kecewa, karena begitu dipakai ternyata bahan yang digunakan terasa tak nyaman. Mulai dari gatal, panas sampai gampang melar. Belum lagi desainnya yang standar mulai dari 'I Love Bali', 'I Love Singapore', 'I Love Bangkok' dan seterusnya. Tidak kreatif.

Inilah yang menjadikan kaos sebagai oleh-oleh yang mulai ditinggalkan oleh wisatawan. Belum lagi kalau ternyata kaos yang diminati adalah hasil barang impor, bukan kerajinan tangan daerah tersebut.

Menurut traveler apa masih ada lagi suvenir nggak berguna yang masih sering dijadikan buah tangan?
Halaman 2 dari 5
Ini dia suvenir yang paling sering diterima oleh traveler dari teman atau kerabat yang pulang dari liburan. Tak mau repot, gantungan kunci jadi buah tangan yang mudah dicari di mana saja.

Tapi, suvenir ini juga tak memiliki keunikan. Gantungan kunci bukanlah suatu kerajinan tangan khas. Semua daerah memiliki jenis oleh-oleh ini. Cuma beda modelnya saja.

Traveler yang menerima oleh-oleh gantungan kunci juga tidak akan merasa spesial karena selain harganya murah, benda ini juga mudah rusak.

Saat ini, tempelan kulkas merupakan suvenir yang nggak berguna. Sudah bukan zamannya lagi menghias kulkas atau menulis memo yang ditempelkan ke kulkas.

Saat ingin menempeli kulkas, pasti senang rasanya kalau dapat oleh-oleh tempelan kulkan. Tapi kalau kulkas sudah penuh tempelan, buat apalagi ya?

Traveler mungkin akan menerima dan melupakannya karena lupa untuk menaruhnya di kulkas. Suvenir ini pun bisa traveler temui di mana-mana dengan harga yang murah. Sehingga tidak ada rasa istimewa dalam oleh-oleh ini.

Bolpoin dengan ukiran etnik memang terlihat menarik untuk dijadikan suvenir. Tapi sayang, di zaman yang serba digital ini kegunaan bolpoin semakin menurun.

Bukan itu saja, umumnya bolpoin etnik ini sangat cantik namun ketika digunakan tintanya tidak ada atau macet. Akhirnya bolpoin hanya menjadi pajangan atau penghias meja.

Inilah yang menyebabkan bolpoin masuk ke dalam daftar oleh-oleh yang nggak berguna. Sayang sekali kalau datang dari tempat jauh tapi oleh-olehnya malah nggak berguna.

Oleh-oleh kaos memang jadi alternatif. Traveler yang berburu kaos umumnya melihat desain baju yang menampilkan ciri khas daerah tersebut. Warna dan motif juga menjadi penentu dalam berburu kaos.

Tapi banyak yang merasa kecewa, karena begitu dipakai ternyata bahan yang digunakan terasa tak nyaman. Mulai dari gatal, panas sampai gampang melar. Belum lagi desainnya yang standar mulai dari 'I Love Bali', 'I Love Singapore', 'I Love Bangkok' dan seterusnya. Tidak kreatif.

Inilah yang menjadikan kaos sebagai oleh-oleh yang mulai ditinggalkan oleh wisatawan. Belum lagi kalau ternyata kaos yang diminati adalah hasil barang impor, bukan kerajinan tangan daerah tersebut.

Menurut traveler apa masih ada lagi suvenir nggak berguna yang masih sering dijadikan buah tangan?

(bnl/fay)

Travel Highlights
Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikTravel
Pro Kontra Oleh-oleh
Pro Kontra Oleh-oleh
18 Konten
Liburan kurang afdol kalau pulang tidak bawa oleh-oleh. Namun, belanja oleh-oleh itu antara terpaksa dan sukarela. Benar nggak sih?
Artikel Selanjutnya
Hide Ads