Menjaga dan merawat sesuatu memang lebih sulit daripada membangun. Ungkapan itu layaknya cocok bila ada yang sengaja merusak suatu monumen bersejarah.
Coretan yang ada di dinding-dinding suatu bangunan monumen bersejarah tentu merusak keindahan yang ada. Tak hanya di destinasi-destinasi Indonesia yang mengalaminya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Monumen Patuxay Vientiane dari luar (Masaul/detikTravel) |
Padahal di dalam bangunan ini tertempel dengan jelas papan larangan membuat 'tulisan tangan' pada dindingnya menggunakan apapun. Tulisan itu dalam Bahasa Inggris dan juga bahasa lokal atau Lao.
Namun papan hanyalah benda mati yang tak bisa berbicara untuk mencegah para pengunjung melakukan hal sesukanya. Kesadaran para traveler yang tinggi untuk menjaga keindahan serta kelestarian bangunan bersejarahlah menjadi faktor utamanya.
Padahal sudah ada tulisan peringatan (Masaul/detikTravel) |
Kalau Anda ingin memposting di suatu media sosial dan menginginkan pengikut tahu dimana foto diambil, saat ini sudah disediakan tempat mengambilnya. Contohnya, aplikasi Instagram melengkapi kolom tempat untuk diisi dimana foto diambil.
Tirulah pedoman para pendaki gunung berikut:
Jangan mengambil apapun kecuali foto
Jangan membunuh apapun kecuali waktu
Jangan meninggalkan apapun kecuali jejak kaki.
Ayo jalan-jalan! (rdy/rdy)












































Monumen Patuxay Vientiane dari luar (Masaul/detikTravel)
Padahal sudah ada tulisan peringatan (Masaul/detikTravel)
Komentar Terbanyak
Fadli Zon Bantah Tudingan Kubu PB XIV Purbaya Lecehkan Adat dan Berat Sebelah
5 Negara yang Melarang Perayaan Natal, Ini Alasannya
Wisata Guci di Tegal Diterjang Banjir Bandang, Kolam Air Panas sampai Hilang!