Hal ini diungkapkan Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hayu, putri keempat Sri Sultan Hamengku Buwono X dan GKR Hemas dari Keraton Yogyakarta. GKR Hayu adalah seorang pakar IT yang mengenyam kuliah di Inggris dan Amerika Serikat dan kini mengepalai divisi digital Keraton Yogyakarta, Tepas Tandha Yekti.
"Tepas Tandha Yekti dibentuk 2012, sebagai divisi yang tanggung jawabnya mengembangkan IT roadmap Keraton. Selain itu juga mendokumentasikan berbagai kegiatan Keraton dan mendigitalkannya," cerita dia ketika berkunjung ke kantor detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BACA JUGA: Mudik ke DI Yogyakarta, Bisa Nonton Festival of Lights Kaliurang
Target pertamanya adalah event budaya yang digelar Keraton Yogyakarta. GKR Hayu ingin agar informasinya lebih tersebar luas untuk wisatawan supaya bisa ikut datang menonton.
"Kita mencoba untuk event-event yang dihadiri publik itu bisa diworo-woro, diumumkan beberapa hari sebelumnya," kata dia.
GKR Hayu mencontohkan upacara Grebeg yang diadakan beberapa kali oleh Keraton Yogyakarta adalah event wisata budaya yang menjadi rebutan tontonan warga dan wisatawan. Akan lebih seru lagi kalau wisatawan tahu informasinya jauh-jauh hari.
"Misinya Tepas Tanda Yekti itu lebih ke edukasi budayanya. Selain kita pasang woro-woronya kita ada usaha liputan dan live streamingnya. Yang jelas bagaimana caranya, kan tak kenal maka tak sayang," kata dia.
Dengan memanfaatkan media sosial Keraton Yogyakarta akan semaksimal mungkin berbagi informasi ke netizen wisatawan. Termasuk informasi wisata seputar keraton yang sifatnya bukan event.
"Misalnya pohon-pohon di keraton itu semua ada maknanya ada filosofinya. Jadi semoga ke depan jika datang ke keraton, mereka bukan hanya melihat bangunan. O ternyata pohon yang ini dan ini ada artinya," ujar GKR Hayu.
Seperti apa serunya ngobrol bareng putri sultan ini, ayo tonton dulu videonya:
(fay/fay)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!