Begitulah penilaian dari komunitas pecinta Gunung Rinjani yang tergabung dalam Forum Komunikasi Rinjani Bagus. Pendaki 'ndeso' ini hanya ingin terlihat eksis di medsos atau media sosial.
"Jumlah pemetik edelweiss di Gunung Rinjani itu banyak sekali. Kita posting grup di Facebook Rinjani Trekker juga supaya mendapat atensi dari pemerintah dan pengelola," kata salah satu anggotanya, Ewin dalam sambungan telepon dengan detikTravel, Rabu (19/7/2017) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di satu sisi tidak diimbangi kelestarian alam Gunung Rinjani. Buktinya, sejak booming Instagram, para pendaki yang biasa main medsos yang nglakuin, mereka itu social climber," ketus Ewin.
BACA JUGA: Heboh, Pendaki 'Ndeso' Memetik Edelweiss di Rinjani
Beberapa langkah dilakukan pihak Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) untuk meminimalisir hal buruk yang dilakukan pendaki nakal di wilayahnya. Salah satunya adalah memasang fasilitas CCTV di jalur pendakian sampai Segara Anak.
Akan tetapi, hal itu belum maksimal dan tidak bikin jera. Kebersihan, kelestarian, masih menjadi momok di Gunung Rinjani dan bila dijabarkan lebih luas bahkan seluruh gunung di Indonesia.
"Katanya Gunung Rinjani mau dijadikan eco tourism dengan pemberlakuan dibatasinya jumlah pendaki. Jujur kita dukung. Tapi sekarang gila-gilaan jumlah pendaki di tiap hari di musim liburannya," jelas Ewin.
Di sisi FKRB, mereka pasti mengingatkan jika mengetahui adanya pendaki nakal yang memetik bunga edelweiss. Meski kalau dilarang malah didebat oleh pendaki 'ndeso' itu.
"Nanti kan tumbuh lagi. Ya tapi kalau massif dipetik pasti hilang," kata Ewin menirukan perdebatannya.
Yang lebih miris adalah, rata-rata orang Lombok sendirilah pelakunya. Mereka beranggapan kawasan Gunung Rinjani merupakan rumahnya sendiri.
"Kendala utama kita itu. Suka ngeyel mereka karena beranggapan sudah jadi rumah sendiri. Yang baru-baru metik itu bulan kemarin. Libur panjang dan pas ramai," tegas Ewin.
Dalam catatan Ewin, pada tahun 2016 di musim libur, dalam satu hari ada1.642 pendaki yang naik Gunung Rinjani. Pendaki 'ndeso' yang memetik edelweiss pun bertebaran.
"Waktu itu kotornya Gunung Rinjani juga minta ampun. Kita mulai gaung kebersihan 1992. Hasilnya kita bersihkan sekarang dan besok kotor lagi," keluh dia.
Menyoal CCTV di Gunung Rinjani, belum ada kabar tersiar mengenai penangkapan pendaki nakal yang buang sampah sembarangan. Tapi belum ada kejadian tertangkap.
"Jadi gunung-gunung ini malah jadi tempat sampah. Belum ada solusi efektif," kata Ewin di ujung telepon. (msl/fay)
Komentar Terbanyak
Layangan di Bandara Soetta, Pesawat Terpaksa Muter-muter sampai Divert!
Wapres Gibran di Bali Bicara soal Pariwisata, Keliling Pasar Tradisional
Bandara Kertajati Sepi, Waktu Tempuh 1,5 Jam dari Bandung Jadi Biang Kerok?