WWF Indonesia Ajak Traveler untuk Peduli Harimau Sumatera

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

WWF Indonesia Ajak Traveler untuk Peduli Harimau Sumatera

Shinta Angriyana - detikTravel
Jumat, 28 Jul 2017 18:55 WIB
Press conference gerakan #30claps WWF (Shinta/detikTravel)
Jakarta - Populasi Harimau Sumatera yang asli Indonesia kini terancam punah. WWF Indonesia pun mengajak traveler untuk melindungi keberlangsungan para harimau.

Harimau Sumatera kini sudah termasuk hewan langka yang hanya memiliki 371 ekor di hutan tropis Sumatera. Jika tidak dilestarikan dengan baik, nasibnya akan punah seperti Harimau Jawa dan Harimau Bali.

Dalam rangka Global Tiger Day 2017 yang akan jatuh besok, Sabtu 29 Juli 2017 WWF Indonesia bekerjasama dengan beberapa pusat perbelanjaan seperti Central Park, Neo Soho, Senayan City, Kuningan City, The Plaza Balikpapan dan APL Tower serta Soho Capital melakukan kampanye Tepuk Tangan #30Claps.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat press conference yang diadakan di Neo Soho Mal, Jumat (28/7/2017) pihak WWF Indonesia dan Neo Soho Mal menjelaskan kampanye #30Claps yang mengajak seluruh pengunjung mal juga masyarakat untuk melakukan aksi sederhana dengan menghemat penggunaan tisu. #30Claps At A Time ini merupakan kegiatan menepuk tangan sebanyak 30 kali untuk mengeringkan setelah mencuci tangan. Kondisi kulit tangan pun memang sebenarnya lebih baik dalam kondisi lembab, tidak terlalu kering.

WWF Indonesia juga melakukan peneliatan dengan creative agency Hakuhodo, bahwa setidaknya masyarakat yang hidup di kota besar memerlukan 3 lembar tisu untuk mengeringkan tangan setelah mencucinya.

Dalam penelitian yang dilakukan WWF Indonesia dan creative agency Hakuhodo, setidaknya masyarakat yang hidup di kota besar memerlukan 3 lembar tisu untuk mengeringkan tangan setelah mencucinya.

Dengan jumlah akumulasi 54% dari 255 juta penduduk Indonesia, artinya manusia harus mengorbankan pohon-pohon untuk digunakan sebagai bahan pembuatan tisu yang juga belum ditambah penggunaan kertas lainnya. Pohon-pohon yang dibabat tersebut tentunya juga akan mengurangi habitat Harimau Sumatera yang ada di hutan.

Masyarakat pun masih dapat menggunakan tisu, tapi gunakanlah yang memiliki logo FSC atau Forest Stewardship Council yang merupakan dewan pengelolaan hutan. Jika sudah memiliki logo FSC, tisu dijamin ramah lingkungan.

"Masyarakat tidak sadar bahwa kebiasaan memakai tisu yang berlebihan dan tidak berlabel FSC bisa berkontribusi pada kerusakan hutan di Indonesia, penggunaan produk tisu yang tidak ramah lingkungan akan mendorong perluasan areal hutan tamanan dengan membuka hutan alam habitat satwa dilindungi seperti harimau," ujar Direktur kebijakan, keberlanjutan dan transformasi WWF, Aditya Bayunanda.

Selain itu, dengan menyasar masyarakat di kota-kota besar, WWF Indonesia juga berharap bahwa nantinya akan membantu mengurangi penggunaan tisu agar habitat Harimau Sumatera atau Phantera tigiris sumatrae tetap terjaga.

"Sebagai destinasi belanja di kawasan Jakarta yang sangat concern terhadap berlangsungnya kehidupan alam, kami mengajak pengunjung mal untuk ikut berpartisipasi dengan gerakan #30claps untuk mengeringkan tangan setelah beraktivitas di toilet," ujar General Operation Manager Central Park dan Neo Soho Mall, Selvyn.

Traveler yang ingin berdonasi pun juga dapat mengunjungi mal-mal yang disebutkan dan mencari celengan besar berbentuk harimau. Dengan memasukkan uang ke dalam celengan tersebut, traveler sudah dapat membantu untuk menyelamatkan habitat Harimau Sumatera.

(rdy/rdy)

Hide Ads