Bagi kita, orang-orang Indonesia yang tinggal di wilayah tropis, pasti tidak pernah mengalami badai salju. Itu pun menjadi hal yang harus para pendaki ketahui dan pelajari. Sebelum mencoba mendaki, gunung-gunung di Eropa dan di Himalaya sana.
Seorang mountain guide asal Indonesia yang bekerja di salah satu operator tur di Jerman, Tjahjadi Nurtantio berbagi tips soal menghadapi badai salju. Tjahjadi yang sudah 3 tahun menjadi mountain guide serta puluhan tahun sebagai fotografer profesional, sudah sering kali mendaki puncak-puncak tertinggi di dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi ingat, walau kita sudah mengecek ramalan cuaca dan ternyata malah diterjang badai salju, itu bisa terjadi," ujarnya kepada detikTravel, Minggu (24/9/2017).
![]() |
Lantas bagaimana jika kita diterjang badai salju atau terjebak di dalamnya?
"Seharusnya bivvy bag (bag untuk bivouac), jadi kita masuk kantong macam sleeping bag adalah suatu keharusan. Ditambah down jacket dan pengetahuan gali gua salju untuk berlindung. Badai bisa ditunggu selesai tanpa harus frost bite atau bahkan meninggal," terangnya.
![]() |
Mengapa harus gua salju?
"Salju itu isolasi bagus, suhu di dalam gua salju bisa plus 5 derajat Celcius. Itu suhu di mana kita bisa survive lama. Kita menggali salju membentuk gua, asal bisa masuk terlindungi dari angin dan suhu rendah," jawab Tjahjadi.
"Yang penting kita bisa duduk atau rebahan. Lalu kita buat ventilasi lubang kecil yang cukup misal dengan trekking poles supaya tidak keracunan karbon monoksida. Tapi, kalau kita terkena badai salju di tebing yang curam, itu sulit menggali gua," tambahnya.
Seberapa bahayanya badai salju?
"Bisa hiportemia (kedinginan), bisa kena avalanche, bisa terimpa batu, bisa jatuh," tutur Tjahjadi.
![]() |
BACA JUGA: Mengenal Badai Salju di Mont Blanc
Tjahjadi yang juga merupakan co-founder CSVakansi, operator wisata minat khusus menegaskan bahwa persiapan untuk mendaki gunung tidak boleh dianggap remeh. Semua harus lengkap dan terperinci, sebab semua risiko saat mendaki gunung akan selalu ada.
"Kalau siap perlengkapan, stamina dan mengerti teknik survival, badai salju adalah satu risiko yang harus kita kalkulasi. Jadi, seharusnya tidak terlalu berbahaya," tegasnya.
"Naik gunung kita tidak bicara 'hindari risiko', melainkan 'manajemen risiko'. Risiko selalu ada, selama kita tahu cara menghadapinya," tutupnya.
(aff/aff)
Komentar Terbanyak
Kisah Tragis Model Cantik Belarusia: Diculik-Dibunuh di Myanmar, Organ Dijual
Benarkah Harimau Takut Kucing? Ini Penjelasannya
Menyusuri Kemang Raya, Kawasan Elite yang Masuk Daftar Kawasan Terkeren di Dunia