Kalibiru: Wisata dari dan untuk Rakyat

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kalibiru: Wisata dari dan untuk Rakyat

Shinta Angriyana - detikTravel
Senin, 06 Nov 2017 15:40 WIB
Foto: Shinta Angriyana/detikTravel
Yogyakarta - Wisata Alam Kalibiru belakangan ini tengah menjadi destinasi hits. Ternyata, kawasan wisata alam tersebut memiliki nilai-nilai demokratis.

Kalibiru adalah nama sebuah Dusun yang terletak di Desa Hargowilis, Kokap, Kabupaten Kulonprogo, Provinsi D.I Yogyakarta. Sebelum menjadi seperti sekarang, Kalibiru merupakan sebuah hutan biasa yang ditinggali oleh petani.

Ada yang menarik tentang pengelolaan Wisata Alam Kalibiru. Hampir seluruh potensi dan sumber dayanya berasal dari rakyat. Mulai dari pembentukan wilayahnya pun berdasarkan hasil inisiatif dari warga dusun, yang namanya sama dengan tempat wisata ini, yakni Kalibiru.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu spot foto Kalibiru (Shinta/detikTravel) Salah satu spot foto Kalibiru (Shinta/detikTravel)


"Jadi, awalnya Kalibiru itu adalah nama Dusun dari Desa Hargowilis. Konon dulu ada mata air warnanya biru, jadi namanya ya Kalibiru," ujar Sudadi, salah satu pengelola Wisata Alam Kalibiru, saat ditemui di lokasi akhir pekan lalu oleh detikTravel.

Berbagai macam atraksi ditawarkan oleh Kalibiru. Seperti wall climbing, flying fox, dan beberapa spot foto yang menjadi daya tarik utama di sini. Hasil usaha kelompok tani benar-benar memanfaatkan sumber daya dari desa setempat. Pemberdayaan masyarakat pun selalu dilakukan untuk memaksimalkan potensi wisata,

Turis yang difoto oleh pekerja dari Desa Hargowilis (Shinta/detikTravel) Turis yang difoto oleh pekerja dari Desa Hargowilis (Shinta/detikTravel)


"Dari pengelola, pekerja, penjual makanan, sampai petugas yang bantu foto juga dari warga sini. Mereka dapat pelatihan, lalu bisa bekerja. Sama penginapan seperti homestay itu juga mereka," ucap dia.

Meskipun menggunakan tenaga yang sudah dipatok dari masyarakat, harga untuk fasilitas yang ditawarkan juga tidak semata-mata melonjak tinggi,

"Setiap penjual, seperti makanan itu memang kita selalu cek harganya. Jangan sampai pengunjung tidak bisa menjangkau. Begitu juga soal penginapan, harus bersih minimal ada kamar mandi dalam," tambah Sudadi.

"Bukan hanya favorit turis lokal, Kalibiru juga menjadi incaran wisman. "Pengunjung itu, hampir setiap harinya 40 persen dari luar negeri," tambahnya.

Wisatawan yang berfoto di salah satu spot (Shinta/detikTravel)Wisatawan yang berfoto di salah satu spot (Shinta/detikTravel)

Ia juga menuturkan, bahwa untuk menunjang wisatawan mancanegara para pekerja juga sering mendapatkan pelatihan bahasa Inggris. Kalibiru memang benar-benar masih menanamkan nilai kesejahteraan petani. Sudadi mengaku, sudah banyak investor yang ingin masuk ke dalam wisata alam ini. Namun, pengelola menolaknya.

"Investor banyak sekali yang mau ke sini, tapi kita tidak bisa. Takutnya nanti kita yang ikut pada mereka, padahal ini kan dari dan untuk petani sekitar," ungkapnya.

Harga-harga yang dipatok di Kalibiru (Shinta/detikTravel)Harga-harga yang dipatok di Kalibiru (Shinta/detikTravel)

Bukan cuma diberdayakan saja, para warga yang juga bekerja di Kalibiru pun mendapat program kesejahteraan. Contohnya adalah 'Bedah Rumah', yang membantu keluarga membenahi rumah-rumah di sekitarnya.

"Kita juga membantu pemerintah mengurangi pengangguran, serta bentuk lain seperti bedah rumah. Tahun lalu, 5 KK (Kartu Keluarga) sudah berhasil kita atasi," ujar Sudadi.

Sudadi juga berharap, nantinya wisata ini bukan cuma dapat menjadi penarik wisatawan, tetapi juga menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat. (wsw/aff)

Hide Ads