Ada Penolakan Akomodasi Non Hotel, Airbnb Siap Kerja Sama

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ada Penolakan Akomodasi Non Hotel, Airbnb Siap Kerja Sama

Johanes Randy Prakoso - detikTravel
Jumat, 17 Nov 2017 16:30 WIB
Ilustrasi kamar (Thinkstock)
Jakarta - Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia mengutarakan keinginannya agar pemerintah memblokir akomodasi non hotel. Pihak Airbnb pun buka suara.

Pada acara launching The Hotel Week Indonesia Senin kemarin (13/11), Ketua Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani sempat menyatakan ketidaksetujuannya pada akomodasi non hotel.

Nama situs online Airbnb pun sempat disebut oleh Hariyadi. Diketahui sebelumnya, Airbnb merupakan situs online yang memfasilitasi traveler yang ingin menyewa dan menyewakan kamar pribadi, apartemen hingga rumah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Disebutkan oleh Hariyadi, kalau keberadaan akomodasi non hotel yang difasilitasi oleh Airbnb dianggap merugikan pihak perhotelan.

BACA JUGA: PHRI Minta Situs Akomodasi Non Hotel Diblokir

Menanggapi pernyataan Ketua PHRI, pihak Airbnb pun buka suara. Lewat press release dari Airbnb yang diterima detikTravel, Jumat (17/11/2017), Airbnb mengemukakan kalau konsep berbagi akomodasi yang dibawanya telah membawa manfaat bagi masyarakat dan pariwisata Indonesia.

"Konsep home sharing membawa manfaat besar bagi bangsa Indonesia, mulai dari diversifikasi pariwisata hingga menghasilkan aktivitas ekonomi yang signifikan bagi masyarakat lokal dan sekitarnya," ujar Head of Public Policy Airbnb Southeast Asia, Mich Goh.

Jasa Airbnb pun sudah dikenal dan telah digunakan olah traveler yang ingin berwisata ke Indonesia. Berdasarkan data dari pihak Airbnb, tercatat jumlah 43.700 akomodasi yang telah terdaftar.

"Sampai saat ini, ada lebih dari 880.000 tamu yang datang ke Indonesia dengan menggunakan jasa Airbnb. Sementara itu tuan rumah di Airbnb di Indonesia telah memperoleh pemasukan lebih dari Rp 1 triliun dalam setahun terakhir ini dengan menyewakan rumah mereka," ujar Mich.

Penetrasi Airbnb di Indonesia pun cukup diterima oleh masyarakat. Data lainnya, pertumbuhan Airbnb di Indonesia mencapai 72% dari tahun ke tahun.

Pada tahun lalu, tuan rumah Airbnb di Indonesia pada umumnya memperoleh Rp 28,4 juta (US$ 2.100), dengan total pendapatan keseluruhan tuan rumah sebesar Rp 1,15 Triliun (US$ 84,6 juta).

Berdasarkan pemesanan Airbnb, tuan rumah akan memperoleh sekitar Rp 1,23 triliun (US$ 91 juta) di mana 97% pendapatannya kembali ke komunitas lokal setempat di mana tuan rumah tersebut berada.

Dijelaskan juga oleh pihak Airbnb, kalau keramahtamahan masyarakat menjadi salah satu faktor penting mengapa jasa home sharing (berbagi rumah) bisa tumbuh baik di Indonesia.

"Hospitalitas (budaya ramah tamah dalam menyambut tamu) merupakan dasar dari budaya Indonesia, dan kami pun terus bertumbuh, baik di Indonesia dan di seluruh dunia karena wisatawan tentunya menginginkan pengalaman unik, petualangan dan kelokalan saat mereka bepergian," ujar Mich.

Akhir kata pihak Airbnb pun menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama dengan pemerintah Indonesia, termasuk para pelaku perhotelan. Khususnya untuk membicarakan tentang peraturan yang berkelanjutan di bidang pariwisata.

"Kami sangat berharap dapat bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dalam membentuk peraturan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan yang memungkinkan konsep home sharing untuk berkembang dengan cepat dan terus memberikan keuntungan bagi Indonesia," tutup Mich.

(krn/fay)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads