Ketika Sutradara Garin Nugroho Bicara Pariwisata Sawahlunto

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ketika Sutradara Garin Nugroho Bicara Pariwisata Sawahlunto

Johanes Randy Prakoso - detikTravel
Kamis, 30 Nov 2017 15:45 WIB
Diskusi Nasional Pariwisata Sawahlunto (Randy/detikTravel)
Sawahlunto - Bagi penikmat film, nama sutrada Garin Nugroho tentu sudah populer. Selain film, kali ini ia juga bicara seputar pariwisata di Sawahlunto.

Dari tangan dingin Garin Nugroho telah lahir sejumlah film fenomenal seperti Daun di Atas Bantal (1997), Soegija (2012) hingga Setan Jawa (2016). Baru-baru ini Garin juga ikut menulis naskah untuk film Marlina si Pembunuh Empat Babak (2017) yang bersetting di Sumba. Jelang hari jadi Sawahlunto besok, hari Kamis ini (30/11/2017) Garin juga hadir sebagai pembicara dalam Diskusi Nasional Pariwisata Sawahlunto di Aula Diklat ESDM Ombilin Sawahlunto.

Dihadiri oleh perwakilan Kemenpar, Pemkot Sawahlunto dan PT Bukit Asam (PT BA) selalu penyelenggara acara, Garin turut menyumbang pemikiran tentang pariwisata di Sawahlunto. Berkaca dari pengalamannya sebagai seorang sineas, Garin menekankan perlunya narasi dan kisah menarik dari Sawahlunto untuk diceritakan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pariwisata itu bagaimana menceritakan dan apa yang diceritakan. Bagi saya Sawahlunto punya banyak hal yang luar biasa, tapi bagaimana dapat membuat orang kagum lewat hal kecil atau besar," ujar Garin.

Garin pun memberi perumpamaan, bagaimana Korea Selatan membekali para dutanya keluar negeri dengan make-up yang menjadi salah satu kelebihannya. Dari Indonesia, Garin juga menceritakan tentang kelebihan surau di tanah Minang yang mempunyai fungsi budaya unik dan menjadi kelebihan.

Lebih lanjut, Garin juga menjelaskan tentang 9 aspek pariwisata dengan membangun konservatorium. Ke 9 aspek itu dijelaskan Garin terbagi jadi alam, budaya, heritage, pendidikan cikal bakal universitas, wisata religi, kuliner, transportasi, pusat kajian teknologi baru dan pertambangan. Garin pun mengajak Pemkot Sawahlunto dan PT BA untuk segera melakukan konservatorium tersebut untuk menjadi percontohan.

"Saya menyarankan agar Bukit Asam dan pemerintah kota melakukan konservatorium. Nih contoh, sebuah perusahaan dan pemerintah kota dapat menyiapkan konservatorium untuk menghadapi tantangan ke depan," ujar Garin.

Wisata tambang pun jadi salah satu yang disorot oleh Garin. Dengan sejarah panjang PT BA sebagai pemain tambang serta didukung pemerintah, bukan tidak mungkin kalau nantinya Sawahlunto bisa mengukuhkan brand sebagai destinasi terkait tambang.

"Bukit Asam dan pemerintah jadi contoh, nih saya punya konservatorium tambang. Punya brand ahlinya di Sawahlunto. Banyak negara yang melakukan itu," ujar Garin.

Akhir kata, Garin juga menjelaskan berbagai poin penting yang bisa diceritakan terkait Sawahlunto. Ke depannya Garin bahkan berkeinginan untuk membuat film tentang Sawahlunto.

"Alam, keindahan, pengetahuan juga makanan, kehidupan sehari-hari yang bisa diceritakan juga lewat film yang nantinya saya bisa buat di sini," tutup Garin.

Tentunya hal itu mengundang penasaran, film macam apa yang akan dibuat oleh Garin di Sawahlunto. Ya, kita tunggu saja kalau benar Garin ingin membuat film tentang kota tambang ini. (rdy/fay)

Hide Ads