Dikenal sebagai Bumi Rafflesia hingga kisah pengasingan Soekarno, Bengkulu punya cukup modal untuk menggaet wisatawan datang. Hanya saja perlu ada faktor penunjang lain yang harus dilakukan untuk memajukan pariwisata di sana. Contohnya adalah bandara bertaraf internasional.
"Rafflesia cukup buat Bengkulu jadi atraksi kelas dunia, tapi kalau nggak punya bandara internasional, Bengkulu jangan mimpi jadi internasional," ujar Menpar Arief Yahya saat launching Calender of Event Bengkulu 2018 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Kamis (7/12/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bengkulu bukan daerah transit, harus jadi hub. Semua hub di dunia itu pasti untung. Kalau jadi hub pasti bagus," saran Arief.
Agar lebih memudahkan untuk urusan birokrasi, Arief juga menyarankan agar Pemkot Bengkulu mengupayakan hadirnya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata di sana. Hadirnya KEK Pariwisata dipastikan dapat mempermudah masuknya investasi hingga wisatawan.
"Ujungnya Bengkulu harus punya KEK agar segala permasalahan gak ada. Special zone dengan satu pintu. Kalau di sana tidak ada KEK Pariwisata, Menpar tidak punya hak untuk minta Menhub agar jadi bandara internasional," jelas Arief.
Turut hadir dalam acara, Wakil Gubernur sekaligus Plt Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah. Senada dengan Arief, Rohidin juga mengakui pentingnya bandara bertaraf internasional. Tidak hanya untuk membawa wisman, tapi juga untuk mengecek dan mengontrol kedatangan wisman.
"Sulit kontrol kedatangan wisman kalau bandara belum terintegrasi dengan imigrasi dan belum internasional," pungkas Rohidin. (rdy/krn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia