Dikumpulkan detikTravel dari berbagai sumber, Rabu (13/12/2017) peristiwa itu dialami oleh seorang peneliti keturunan Tionghoa bernama Mei Rui pada Jumat pekan lalu (8/12) seperti diberitakan media New York Post.
Saat itu, Rui akan bertolak dari Houston menuju Newark di AS dengan menggunakan pesawat maskapai Spirit Airlines. Rui pun juga mengajak anak laki-laki semata wayangnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam posisi pesawat yang masih delay dengan pintu yang masih terbuka, tiba-tiba seorang pramugari menghampiri Rui dan memintanya untuk mendudukkan anaknya di bangku dan mengikatkan sabuk pengaman karena pesawat akan take-off.
Masih dalam posisi menyusui, Rui pun meminta izin pada sang pramugari untuk menyelesaikan kegiatannya. Ia takut sang anak malah akan rewel nantinya.
"Saya meminta beberapa menit untuk menyelesaikannya. Karena jika ia terbangun, mala ia akan membuat banyak suara. Saya pun janji untuk menyelesaikannya sebelum pintu pesawat ditutup," ujar Rui.
Benar saja, sang anak malah menangis ketika Rui berhenti menyusui. Alhasil, Rui malah diminta untuk turun dari pesawat. Namun tidak hanya Rui, seluruh penumpang lain juga diminta untuk turun pesawat sementara.
Ketika tiba di gate, Rui pun sudah ditunggu oleh seorang polisi bandara dan seorang perwakilan dari maskapai Spirit Airlines. Diungkapkan olehnya, bahwa Rui tidak diizinkan untuk kembali naik ke kapal.
"Saya hanya ingin tahu kenapa kami ditendang keluar pesawat?" ujar Rui.
"Karena Anda tidak mau bekerjasama," balas pria tersebut.
Kesal, Rui pun bertanya lebih detil perihal alasan kenapa ia diusir keluar pesawat. Namun, sang wakil maskapai enggan untuk menjelaskan lebih jauh.
Ditanya lebih lanjut oleh media lokal Khou 11, pihak Spirit Airlines pun tetap teguh pada pendiriannya. Mereka berujar, kalau semua telah dilakukan mengikuti prosedur yang berlaku.
"Catatan kami mengindikasikan seorang penumpang yang dpindahkan dari penerbangan 712 setelah emnolak untuk bekerjasama dengan instruksi kru kami saat taxi ke landasan dan instruksi keselamatan. Demi keamanan penumpang dan kru kami, regulasi FAA mengharuskan seluruh penumpang untuk duduk dan memakai sabuk pengaman saat pesawat takeoff dan landing. Kami meminta maaf pada tamu kami atas ketidaknyamanan. Kami telah memberikan full refund bagi penumpang tersebut," tulis penejelasan dari pihak maskapai.
Pada akhirnya Rui me-refund uangnya tersebut. Namun ia bilang kalau tidak akan pernah menaiki maskapai Spirit Airlines lagi.
"Kami bukan pelanggar hukum atau orang cari gara-gara. Kami adalah orangtua, seorang bayi dan ibunya. Kenapa mereka harus memperlakukan kami seperti ini?" ujar Rui. (krn/rdy)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia