Terkait Airbnb dan PHRI, Ini Tanggapan Menteri Pariwisata

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Terkait Airbnb dan PHRI, Ini Tanggapan Menteri Pariwisata

Johanes Randy Prakoso - detikTravel
Kamis, 14 Des 2017 14:50 WIB
Foto: Menpar Arief Yahya dalam diskusi #DigitalizingWonderfulIndonesia (Randy/detikTravel)
Jakarta - Beberapa waktu lalu Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyuarakan protesnya pada Airbnb. Terkait itu, berikut pendapat dari Menpar Arief Yahya.

Platform sharing akomodasi Airbnb menjadi salah satu topik yang dibahas oleh Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya dalam diskusi HUT IndoTelko ke-6 bertajuk #DigitalizingWonderfulIndonesia di Balai Kartini, Jakarta (14/12/2017). Di awal pidatonya, Arief menjelaskan bahwa keberadaan Airbnb di Indonesia menjadi hal yang sulit ditolak. Diungkapkan oleh Arief, bahwa konsep sharing ekonomi adalah hal yang bagus.

"Lebih bagus atau tidak sharing economy? Lebih Bagus. Sesuatu yang membuat lebih mudah dan murah tidak boleh ditolak," ujar Arief.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arief juga menjelaskan, bahwa Airbnb telah melakukan penetrasi ke banyak negara di luar negeri. Menghadapi penetrasi Airbnb, sejumlah negara pun telah menetapkan regulasi atau aturan untuk itu. Arief pun mengimbau agar pihak PHRI dan pelaku pariwisata lainnya mengikuti arus zaman yang kian digital.

"Online Travel Agent (OTA) adalah industri sendiri, alangkah cantiknya. Tidak usah demo, masuk saja ke platform lebih bagus," ujar Arief.

Menghadapi Airbnb, pihak PHRI pun tidak diam berpangku tangan. Yang terbaru, mereka juga meluncurkan platform online serupa buatan dalam negeri yang bernama www.bookingina.com. Diucapkan Arief, pihak PHRI sudah melakukan langkah baik untuk menandingi Airbnb.

"Industri sudah menetapkan melawan Airbnb dengan meluncurkan platform bookingina.com. Mereka melawan, compete," tutup Arief.

Pada akhirnya segenap pelaku pariwisata harus membuka mata untuk menangkap trend zaman yang kian digital. Barangsiapa tidak tanggap, tentunya akan kalah oleh arus perubahan zaman. (rdy/aff)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads