Pasar Ikan Tsukiji Tokyo Akhirnya Akan Relokasi Tahun Ini

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pasar Ikan Tsukiji Tokyo Akhirnya Akan Relokasi Tahun Ini

Kurnia Yustiana - detikTravel
Senin, 08 Jan 2018 17:30 WIB
Foto: Tsukiji, pasar ikan legendaris di Tokyo (Rachman Haryanto/detikTravel)
Tokyo - Di Tokyo, Jepang ada Pasar Ikan Tsukiji yang jadi destinasi wisata favorit. Setelah puluhan tahun beroperasi akhirnya pasar ini benar-benar akan pindah lokasi.

Pasar Ikan Tsukiji buka sejak tahun 1935, lokasinya di sebelah tenggara Tokyo, tak jauh dari kawasan Ginza. Pasar ini pun terus berkembang hingga disebut-sebut sebagai salah satu pasar ikan terbesar di dunia.

Tsukiji terkenal dengan lelang ikan sebelum fajar, dengan ikan-ikan segar seperti tuna yang jadi incaran pembeli, baik warga lokal termasuk para koki maupun wisatawan mancanegara. Di area pasar juga terdapat aneka restoran sushi dan aneka seafood yang jadi tujuan wisata kuliner.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah beroperasi lebih dari 80 tahun, pasar ini akan direlokasi. Tentunya ada yang setuju dan tidak setuju soal pemindahan pasar.

Pasar sempat akan tutup dan dipindahkan tahun lalu, tapi relokasi ditunda. Para pebisnis Tsukiji ada yang tidak menyetujuinya, lokasi yang sudah begitu strategis karena dekat dengan Ginza hingga masalah pencemaran di tempat baru menjadi beberapa alasan penyebab ditundanya relokasi.

Dilansir detikTravel dari AFP, Senin (8/1/2018), setelah sempat tertunda, rencana relokasi Pasar Ikan Tsukiji akhirnya akan dilakukan tahun ini. Pemerintah Tokyo memutuskan untuk memindahkan pasar ke Toyosu pada 11 Oktober 2018.

(Toru Hanai/Reuters)(Toru Hanai/Reuters)
Pada Jumat (5/1) kemarin, Pasar Ikan Tsukiji telah menggelar pelelangan ikan terakhir, sebelum tutup untuk relokasi. Pada pelelangan di pasar ikan legendaris itu, seekor tuna raksasa laku terjual seharga USD 320 ribu (sekitar Rp 4 miliar).

Para pedagang yang mendukung pemindahan pasar sudah tak sabar untuk relokasi. Bangunan pasarnya sendiri memang sudah membutuhkan renovasi.

Selama beberapa tahun belakangan, bangunan antik tersebut membuat para pedagang menyuarakan kegelisahannya mengenai ketahanan bangunan terhadap gempa, keadaan struktur asbes dan dinding yang mulai retak. Dibutuhkan pula teknologi terbarukan untuk penyimpanan ikan. (krn/fay)

Hide Ads