Benarkah Ranu Kumbolo Banjir?

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Benarkah Ranu Kumbolo Banjir?

Afif Farhan - detikTravel
Senin, 26 Feb 2018 14:20 WIB
Ranu kumbolo (Edelweiss Blogger/d'Traveler)
Lumajang - Ranu Kumbolo bakal dijumpai para pendaki saat mendaki Gunung Semeru. Danau yang cantik, tapi kabarnya airnya meluber?

Adalah akun Instagram @mountainesia yang baru-baru ini memposting foto Ranu Kumbolo. Ranu Kumbolo begitu cantik, disebut-sebut danau tertinggi di Pulau Jawa (ketinggiannya 2.400 mdpl) sekaligus basecamp untuk beristirahat para pendaki.

Dalam foto yang diposting pada Minggu (25/2) kemarin, @mountainesia menulis 'Ranu Kumbolo airnya melimpah, meluber sampai mendekati shelter, tidak ada lagi spot foto luas di pinggir danau. Inilah Ranu Kumbolo yang sebenarnya'.

Foto tersebut membandingkan Ranu Kumbolo di tahun 2013 dan 2017. Benarkah memang seperti itu?


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Kalau dari foto, perkiraan bulan September ke bawah karena pondok pendakian masih lama belum renov. Dari laporan teman-teman, memang air danau mengalami peningkatan debit karena curah hujan tinggi saat itu," kata Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo, Tengger, Semeru (BB TNBTS), John Kennedie kepada detikTravel, Senin (26/2/2018).

"Kondisi sekarang normal, batas air danau dengan lokasi kemping dan pondok masih relatif jauh," tambahnya.

Yang harus diketahui, hingga kini pendakian Gunung Semeru masih ditutup. Tujuan penutupan itu untuk memulihkan ekosistem di jalur pendakian dan faktor cuaca. Soal faktor cuaca, tidak memungkinkan para pendaki untuk datang ke Gunung Semeru.

"Dari pemantauan rekan-rekan yang bulan kemarin naik bersama mahasiswa PKL, selama penutupan akibat kondisi cuaca yang kurang baik belakangan ini, dilaporkan jalur pendakian banyak pohon tumbang (kurang lebih 72 batang) dengan beragam ukuran menutup jalur pendakian dan jalan berlubang (longsoran) sebanyak 2 titik," terang John.

John menjelaskan, penutupan pendakian Gunung Semeru masih berlangsung. Belum ada kepastian kapan kembali dibuka, semata-mata untuk ekosistem dan keselamatan para pendaki.

"Ini menjadi perhatian tim pembersihan jalur pendakian sebelum benar-benar siap untuk dibukanantinya," tutupnya.
(bnl/bnl)

Hide Ads