Ritual Naga 'Buka Mata' di Cap Go Meh Singkawang

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ritual Naga 'Buka Mata' di Cap Go Meh Singkawang

Johanes Randy Prakoso - detikTravel
Rabu, 28 Feb 2018 17:40 WIB
Ritual 'buka mata' naga di Singkawang (Randy/detikTravel) Cover
Singkawang - Pawai naga jadi salah satu yang dinanti dalam FestivalLampion nanti malam dan Cap GoMeh mendatang. Namun sebelum itu, ada ritual 'buka mata' yang dilakukan.
Masyarakat etnis Tionghoa Singkawang percaya, kalau replika dari makhluk mitos naga dapat memberikan berkah dan menghindarkan malapetaka.
Namun untuk itu, replika naga harus lebih dulu ditutup matanya dan dibuka kembali oleh sang Tatung. Bagi yang belum tahu, Tatung merupakan orang atau perantara yang dirasuki roh Dewa atau leluhur.
9 replika naga milik Santo Yosep Singkawang Group (Randy/detikTravel) 9 replika naga milik Santo Yosep Singkawang Group (Randy/detikTravel) Foto: (Johanes Randy/detikTravel)
detikTravel pun berkesempatan untuk melihat tradisi itu langsung di Vihara Tri Dharma Bumi Raya Singkawang hari ini, Rabu (28/2/2018).
Salah satu kelompok di Singkawang yang masih melakukan ritual 'buka mata' naga itu adalah Santo Yosep Singkawang Group. Spesial untuk tahun ini, mereka menghadirkan 9 replika naga yang sekaligus memecahkan 1 rekor MURI untuk naga terbanyak. Angka 9 pun juga bermakna hoki bagi masyarakat Tionghoa.
"Secara filosofis 9 angka keberentingan, naga pemersatu berwibawa dan tekun, diharap dapat membawa kerukunan dan harmonisasi antar etnis terjaga di Singkawang," ujar Ketua Pelaksana Replika 9 Naga, Bong Sin Fo usai menerima rekor MURI di STIE Mulia Singkawang.
Satu per satu mata naga ditutup (Randy/detikTravel)Satu per satu mata naga ditutup (Randy/detikTravel)
Diikuti oleh detikTravel, awalnya ke-9 replika naga itu dipajang dengan kondisi mata yang masih terbuka. Namun tidak berapa lama, mata ke-9 naga itu ditutup dan dibawa menuju Vihara Tri Dharma Bumi Raya untuk 'dibukakan' matanya.
Menurut salah satu petugas di Vihara Tri Dharma Bumi Raya, A Miau, naga yang matanya masih ditutup ia ibaratkan seperti toko yang belum resmi. Untuk menjadi naga seutuhnya, harus 'dibuka' lebih dulu.
"Itu filosofinya kayak orang buka toko gitu lho, belum resmi ditutup, kalau udah resmi dibuka. Nanti ada orang Tatung yang ngeresmiin," ujar A Miau.
Replika 9 naga dengan mata tertutup tiba di vihara (Randy/detikTravel)Replika 9 naga dengan mata tertutup tiba di vihara (Randy/detikTravel)
Tidak berapa lama, replika 9 naga dengan mata tertutup yang dibawa oleh Santo Yosep Singkawang Group tiba di depan vihara. Kemudian, altar serta dupa dan sejumlah sesajen lainnya ikut disiapkan.
Setelah semua persiapan selesai, sejumlah perwakilan dari Santo Yosep Singkawang Group mulai membakar dupa di altar dan masuk ke dalam vihara.
Usai meminta restu, Tatung yang menjadi perantara roh leluhur keluar dari vihara menuju ke altar yang telah disiapkan. Sambil membaca doa, air pun dipercikkan ke replika 9 naga serta masyarakat di sekitarnya. Maknanya adalah untuk membersihkan.
Sang tatung mulai 'membuka' mata naga (Randy/detikTravel)Sang tatung mulai 'membuka' mata naga (Randy/detikTravel)
Sang Naga pun menari kegirangan (Randy/detikTravel)Sang Naga pun menari kegirangan (Randy/detikTravel)
Dengan cekatan, sang tatung mengambil kuas dan menempelkannya pada semacam cairan berwarna merah. Layaknya pelukis, sang Tatung pun membuat semacam mantra di udara persis di depan mata replika naga.
Ibarat naga yang tertidur, mata replika naga yang tadinya tertutup dibuka usai didoakan. Bukan hanya mata, setiap tiang yang menopang naga juga didoakan hingga bagian ekor.
Ritual tersebut sekaligus menandai, bahwa replika naga tersebut sudah utuh menjadi naga pembawa berkat yang dapat mengusir musibah. Traveler pun dapat melihatnya saat Festival Lampion nanti malam. Dijamin seru!
(sna/aff)

Hide Ads