Pusat perayaan Cap Go Meh diadakan di Vihara Dewi Welas Asih, Kota Cirebon, Jawa Barat. Sebanyak 16 patung dewa diarak menggunakan tandu. Tak hanya patung dewa, arak-arakan pasukan keraton, barongsai, naga, dan lainnya turut meramaikan Cap Go Meh, Jumat (2/3/2018).
Sekitar pukul 14.30 WIB, satu per satu patung dewa keluar dari Vihara Dewi Welas Asih. Ribuan masyarakat dan wisatawan mulai berjejer di sepanjang jalan yang bakal dilewati kirab budaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tandu joli dewa sedang diarak (Sudirman Wamad/detikTravel) |
Iwan mengaku terkejut melihat antusiasme masyarakat dalam perayaan Cap Go Meh tahun ini. Menurutnya, antusiasme masyarakat yang menonton Cap Go Meh pada tahun ini lebih besar dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Bedanya tahun sekarang antusiasme masyarakat lebih besar. Kemudian, dari Keratuan Singhapura juga ikut bergabung. Mereka ikut arak-rakan dan mengirimkan kereta kencananya," kata Iwan saat ditemui detikTravel, Jumat (2/3/2018).
Iwan mengatakan perayaan Cap Go Meh merupakan perayaan penutup dalam memperingati Tahun Baru Imlek tahun 2569. Cap Go Meh, sambungnya, merupakan budaya. Dalam artian, bukan dari ajaran agama.
Para peserta kirab budaya (Sudirman Wamad/detikTravel) |
Sementara itu, salah seorang wisatawan Dedi Sudarmono (31) mengaku rutin tiap tahun menonton perayaan Cap Go Meh di Cirebon. Menurut Dedi perayaan Cap Go Meh merupakan budaya yang luar biasa, karena dinikmati oleh masyarakat di Cirebon.
"Rame sekali mas. Tiap tahun nonton ke sini, rombongan. Bisa lihat arak-arakan barongsai, terus ada naga, ada dari keratonnya," kata Dedi yang datang dari Indramayu itu.
Ribuan warga dan wisatawan menonton Cap Go Meh di Cirebon (Sudirman Wamad/detikTravel) |












































Tandu joli dewa sedang diarak (Sudirman Wamad/detikTravel)
Para peserta kirab budaya (Sudirman Wamad/detikTravel)
Ribuan warga dan wisatawan menonton Cap Go Meh di Cirebon (Sudirman Wamad/detikTravel)
Komentar Terbanyak
KGPH Mangkubumi Bantah Khianati Saudara di Suksesi Keraton Solo
Kisah Sosialita AS Liburan di Bali Berakhir Tragis di Tangan Putrinya
Keraton Solo Memanas! Mangkubumi Dinobatkan Jadi PB XIV