Kamu Harus Tahu: Pergerakan Sampah di Laut

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kamu Harus Tahu: Pergerakan Sampah di Laut

Bona - detikTravel
Senin, 12 Mar 2018 12:10 WIB
Sampah di Nusa Penida (Rich Horner/ABC Australia)
Jakarta - Sebagian besar dari Indonesia adalah laut. Berbeda dengan daratan yang diam, laut punya pergerakan yang menjaga kesetimbangan.

Perairan Nusa Penida yang cantik terlihat tercemar dalam rekaman video seorang turis Inggris, Rich Horner yang menyelam di Manta Point. Tak berselang lama, kabar itu ditepis oleh beberapa pihak.

Hal ini pun menjadi viral dan diperbincangkan. Jadi sampah tersebut betul ada atau tidak?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Video Rich Horner jelas berada di Manta Point Nusa Penida. Seekor manta terlihat melintas di dasar pemukaan laut saat Rich Horner menyelam di antara sampah plastik.

Seminggu kemudian, perairan Nusa Penida diviralkan dengan video laut yang bersih. Hal ini tidaklah mustahil. Karena Laut adalah wadah air yang terus bergerak setiap saat.

Saat sampah mencemari laut Nusa Penida (Rich Horner/ABC Australia)Saat sampah mencemari laut Nusa Penida (Rich Horner/ABC Australia)

"Kondisi permukaan laut adalah sangat dinamis. Arus senantiasa bergerak dalam hitungan detik. Faktor posisi geografis, kelerengan pantai, kondisi angin yang berhembus dan karakteristik pasang surut, sangatlah menentukan karakteristik arus di suatu perairan," ujar Dr Widodo Pranowo, Peneliti Madya Bidang Oseanografi pada Pusat Riset Kelautan KKP, kepada detikTravel, Senin (12/3/2018).

BACA JUGA: Kondisi Terkini Laut Nusa Penida yang Bersih

Secara umum, pada kondisi perairan yang surut, kecepatan arus umumnya relatif pelan. Sehingga material apa pun, apalagi yang berat jenisnya sangat lebih kecil ketimbang berat jenis air laut, akan mudah terlihat mengapung di perairan pesisir.

"Ketika kemudian kondisi air berubah menjadi menuju pasang, maka kecepatan arus meningkat. segala material yang terapung tadi akan terangkut dengan cepat atau berpindah, atau bahkan teraduk di kolom air," ungkap Widodo.

Sampah di laut sendiri adalah hasil anthropogenik. Ikan dan makhluk hidup laut tentunya tidak nyampah seperti manusia.

Perairan Nusa Penida yang sudah bersih (dok Tim Crisis Center Kemenpar)Perairan Nusa Penida yang sudah bersih (dok Tim Crisis Center Kemenpar) Foto: undefined

"Nah, sumber sampah terbesar adalah dari daratan, yang kedua mungkin dari kapal. Sampah dari daratan ini juga ada yang sengaja maupun yang tidak disengaja," terangnya.

BACA JUGA: Laut Bali Sudah Bersih, Tapi Sampahnya Masih Mengalir

Sumber sampah yang tidak disengaja adalah manakala Musim Penghujan yang intensitasnya tinggi dari Desember hingga Februari, berpotensi banjir, dan menggelontorkan berbagai material dari daratan termasuk sampah-sampah ke daerah aliran sungai yang kemudian terbawa ke laut.

Sedangkan terkait dengan sumbernya, sampah dapat diangkut dari sumber terdekat maupun sumber yang jauh.

"Seperti yang kita ketahui bersama bahwa Lautan Indonesia adalah penghubung Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Bisa jadi, sampah juga terangkut jauh dari Samudera Pasifik, mampir sebentar di perairan Indonesia, misal di tenggara atau baratdaya Nusa Penida, sebelum kemudian terangkut menuju Samudera Hindia," jelas Widodo.

BACA JUGA: Selama 2017, 86 Juta Mobil Baru Beredar di Planet Bumi

(bnl/aff)

Hide Ads