Penilaian negatif ini tentu mesti jadi catatan pemerintah. Ini bukan penilaian sembarangan, melainkan dari perusahaan penilai aviasi asal Inggris yaitu OAG.
OAG menilai 513 bandara di seluruh dunia dari Juni 2017 sampai Mei 2018. Dilihat detikTravel dari situs OAG, Jumat (6/7/2018) Bandara Soekarno-Hatta masuk di posisi tiga paling bawah, alias paling buruk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Delay atau tidak tercapainya OTP disebabkan oleh berbagai faktor kompleks yang melibatkan seluruh stakeholder penerbangan, mulai dari ketepatan waktu penumpang, pengelola ground handling, cuaca dan lain sebagainya," kata Manager Humas AirNav Indonesia Yohanes HD Sirait.
Di Soekarno-Hatta kepadatan lalu lintas pesawat mencapai 490.585 penerbangan dalam setahun (sebelumnya disebut faktor utama terhadap OTP - red). Yang lebih parah dari Soekarno-Hatta ngaretnya adalah Bandara Tunis (43,3 persen) dan Bandara Islamabad (56,9 persen). Padahal kedua bandara itu jauh lebih sepi dari Soekarno-Hatta, tidak sampai 50 ribu penerbangan setahun.
Bandara besar dunia lainnya yang menuai prestasi buruk adalah Bandara Mumbai, India (60 persen) dengan 320.115 penerbangan. Lalu ada Bandara Lisbon, Portugal (60,7 persen) dengan 2204,297 penerbangan dan Bandara Paris Orly Prancis (61,5 persen) dengan 231,688 penerbangan.
Namun entah kenapa, dalam penelusuran detikTravel, Indonesia hanya diwakili Bandara Soekarno-Hatta. Padahal Bandara Ngurah Rai juga sibuk dan negara-negara tetangga seperti Malaysia atau Thailand diwakili lebih dari satu bandara. Jadi mungkin agak kurang adil untuk mewakili seluruh Indonesia, tapi keterlambatan di Soekarno-Hatta adalah fakta.
Yang jelas, pemerintah harus berbuat serius untuk mengatasi ngaretnya penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta. Jangan ada lagi cerita antre terbang atau antre mendarat.
Berikut daftar 10 Bandara dunia yang paling ngaret menurut OAG:
1. Tunis, Tunisia (43,3% dari 49.307 penerbangan)
2. Islamabad, Pakistan (56,9% dari 36.231 penerbangan)
3. Soekarno-Hatta, Indonesia (58,5% dari 490.585 penerbangan)
4. Puerto Princesa, Filipina (58,6% dari 13.341 penerbangan)
5. Mumbai, India (60,0% dari 320.115 penerbangan)
6. Lisbon, Portugal (60,7% dari 204.297 penerbangan)
7. Paris Orly, Prancis (61,5% dari 231,688 penerbangan)
8. Yiwu, China (61,5 % dari 11.714 penerbangan)
9. Kuwait, Kuawit (61,7% dari 109.400 penerbangan)
10. Manchester, Inggris (61,9% dari 180,178 penerbangan)
Simak Juga: Ini Formasi Terbaru Maskapai dan Terminalnya di Bandara Soetta
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan