Penilaian dari lembaga aviasi Inggris, OAG, menyebutkan Bandara Soekarno-Hatta memiliki On Time Performance terburuk ketiga di dunia dan terburuk di ASEAN. OTP Bandara Soekarno Hatta hanya 58,5 persen dari 490.585 penerbangan pertahun.
Melalui pernyataan resminya pada detikTravel, Sabtu (7/7/2018), pihak Angkasa Pura II (Persero) menyebut kalau peningkatan penumpang dan pesawat jadi alasan di balik ngaretnya Bandara Soekarno Hatta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BACA JUGA: Dari 22 Bandara Tersibuk Dunia, Soekarno-Hatta Paling Ngaret
Simak juga pernyataan 'Menhub: On Time Performace Bandara Soeta di Atas 77%'
"Dibangunnya Airport Operation Control Center (AOCC), ECT dan runway ketiga ini didasari dari pertumbuhan industri penerbangan yang cukup signifikan setiap tahunnya dan membuat dinamika operasional semakin beragam," kata Yado Yarismano.
Cara pertama adalah membangun AOCC di Bandara Internasional Soekarno-Hatta nantinya akan mampu meningkatkan kualitas pelayanan operasional bandara. Hal ini antara lain peningkatan On Time Performance (OTP) penerbangan airlines, pengoptimalan slot penerbangan di bandara, serta ground time yang lebih efektif dan efisien.
"Melalui AOCC yang dapat memantau seluruh aktivitas di bandara secara real time, maka kami optimistis seluruh aspek berjalan dengan lancar sesuai regulasi disertai terciptanya ketepatan waktu atau punctuality pada operasional yang berujung pada peningkatan pelayanan kepada maskapai dan juga penumpang pesawat," jelas Yado.
BACA JUGA: Peningkatan Penumpang & Pesawat Bikin Soekarno-Hatta Jadi Ngaret
Bandara Soekarno-Hatta dengan hanya 2 landasan pacu, cuma mampu melayani 1.300 pergerakan pesawat per hari atau sekitar 81 pergerakan pesawat per jam dengan jumlah penumpang hampir 200.000 per hari. Untuk solusi kedua, akan dibangun East Cross Taxiway yang nantinya meningkatkan kapasitas runway menjadi 86 pergerakan pesawat per jamnya.
Sedangkan solusi ketiga adalah dibangunnya landasan pacu ketiga (third runway) Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Ini juga akan dapat melayani antara 114 hingga 120 pergerakan pesawat per jamnya.
Targetnya, ini mampu memberikan ruang untuk meningkatkan serta menjaga OTP seluruh maskapai yang beroperasi di bandara. Solusi ini pun bisa menjadikan Bandara Internasional Soekarno-Hatta sebagai Smart Airport, serta meningkatkan daya saingnya di antara bandara-bandara lain di kawasan Asia Tenggara.
![]() |
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol