Penilaian dari lembaga aviasi Inggris, OAG, menyebutkan Bandara Soekarno-Hatta memiliki On Time Performance terburuk ketiga di dunia. Reaksi netizen pun beragam karena OAG menggabung bandara sepi dan bandara ramai.
Hal ini juga selaras dengan tanggapan AirNav Indonesia. Menurut mereka traffic yang tinggi bukan masalah karena sudah diatur slot dan jadwal penerbangannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Inilah pernyataan 'Menhub: On Time Performace Bandara Soeta di Atas 77%':
Akan lebih adil jika Bandara Soekarno-Hatta dibandingkan dengan sesama bandara sibuk dunia lainnya agar apple to apple. Dari situs resmi OAG, detikTravel pun melakukan olah data, Sabtu (7/7/2018).
Dari 513 bandara di dunia yang dinilai oleh OAG, detikTravel menghimpun bandara yang memiliki volume di atas 400.000 penerbangan per tahun. Hasilnya didapatkan 22 bandara tersibuk di dunia.
Ternyata, banyak bandara-bandara yang lebih tinggi volume penerbangannya. Namun, mereka punya OTP lebih baik dari Bandara Soekarno-Hatta yang cuma 58,5 persen dari 490.585 penerbangan.
Di antara bandara tersibuk dunia, yang OTP-nya paling tinggi adalah Tokyo Haneda yaitu 86 persen dari 500.013 penerbangan. Sedangkan yang volume penerbangannya paling tinggi adalah Atlanta Hartsfield-Jackson, AS dengan 858.362 penerbangan pertahun, namun OTP-nya masih bisa 83,1 persen.
Inilah daftar 22 bandara sibuk dunia dan nilai OTP-nya:
1. Tokyo Haneda, Jepang (86% dari 500.013 penerbangan)
2. Mexico City Juarez, Meksiko (84% dari 400.537 penerbangan)
3. Atlanta Hartsfield-Jackson, AS (83,1% dari 858.362 penerbangan)
4. Houston George Bush, AS (83% dari 431.738 penerbangan)
5. Denver, AS (82,7% dari 551.667 penerbangan)
6. Seattle-Tacoma, AS (82,7% dari 406.725 penerbangan)
7. Dallas Fort Worth, AS (81,6% dari 624.922 penerbangan)
8. Charlotte, AS (81,4% dari 515.702 penerbangan)
9. LA International Airport, AS (79,7% dari 645.170 penerbangan)
10. Chicago O'Hare, AS (79% dari 854.342 penerbangan)
11. Amsterdam, Belanda (77,2% dari 472.476 penerbangan)
12. San Francisco, AS (75,9% dari 438.064 penerbangan)
13. New York J F Kennedy, AS (75,6% dari 432.017 penerbangan)
14. London Heathrow, Inggris (73,9% dari 482.451 penerbangan)
15. Istanbul Ataturk Airport, Turki (73,7% dari 437.674 penerbangan)
16. Frankfurt International, Jerman (73,4% dari 463.973 penerbangan)
17. Delhi, India (70,7% dari 445.777 penerbangan)
18. Paris Charles de Gaulle, Prancis (68% dari 446.278 penerbangan)
19. Toronto Lester B Pearson, Kanada (67,8 persen dari 443.314 penerbangan)
20. Beijing Capital, China (67% dari 600.380 penerbangan)
21. Guangzhou, China (66,7% dari 457.416 penerbangan)
22. Jakarta Soekarno-Hatta, Indonesia (58,5% dari 490.585 penerbangan)
Kita bisa lihat betapa Beijing dengan 600.380 penerbangan setahun juga keteteran dengan OTP. Tapi Beijing punya nilai OTP lebih bagus dari Soekarno-Hatta.
Jadi, kesibukan volume penerbangan jelas bukan alasan untuk menjadikan sebuah bandara menjadi ngaret. Soekarno-Hatta mesti belajar dengan Beijing, Tokyo Haneda atau Atlanta Hartsfield-Jackson.
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol