Bencana alam maupun non alam, tentu tidak bisa kita hindari. Tapi tidak semua bencana ini akan dipantau oleh Tim Manajemen Krisis Kepariwisataan Kemenpar, karena terbatas pada kewenangan.
Kepala Biro Komunikasi Publik Kemenpar, Guntur Sakti menyebut sebuah bencana akan mendapat pantauan khusus dari Kemenpar ketika ada ekosistem pariwisata yang terganggu akibat bencana tersebut. Guntur pun mencontohkan bencana yang baru-baru ini terjadi, yaitu erupsi Gunung Agung di Bali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Guntur dan timnya sudah menghitung potensi kerugian akibat bencana tersebut. Angkanya pun cukup fantastis.
"Contoh 30 Juni lalu, sekian jam bandara tutup, terdeteksi oleh kita ada kurang lebih 100 maskapai luar negeri yang cancel, dengan seat capacity 180-200 lebih, pernah kita kalkulasi hampir mencapai 74 ribu orang wisman batal datang. Coba kalikan spending mereka, rata-rata 1.200 dollar. Kita bisa proyeksi loss devisa yang masuk ke Indonesia. Itu belum termasuk yang domestik," papar Guntur.
Jika sudah ada bencana yang punya dampak besar bagi ekosistem pariwisata, Guntur menginstruksikan timnya agar terus memantau krisis tersebut. Ada 4 TV besar serta beberapa laptop terkoneksi internet yang digunakan timnya untuk memantau bencana tersebut.
Sambil setengah bercanda, Guntur menyebut untuk sekedar ngantuk saja tidak boleh saat memantau bencana tadi.
"Kalau krisis seperti ini, Anda ngantuk pun tidak boleh. Harus selalu siap stand by," tutup Guntur. (wsw/fay)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Layangan di Bandara Soetta, Pesawat Terpaksa Muter-muter sampai Divert!
Bandara Kertajati Sepi, Waktu Tempuh 1,5 Jam dari Bandung Jadi Biang Kerok?