Rombongan trip tersebut berasal dari perwakilan GenPI, media, komunitas, travel bloger, travel agen, Youtuber, Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Trans Lampung Utara, JPP Lampung, Bappeda Lampung, Adiatama Tour, dan lainnya. Mereka akan menempuh perjalanan yang diawali dari Elephant Park, Bandar Lampung, menuju Dermaga Bom Kalianda, Lampung Selatan, pukul 6.30 WIB dan dilepas Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Lampung, Budiharto.
"Trip ini untuk memperingati letusan Gunung Krakatau tahun 1883 lalu. Setiap ada Festival Krakatau pasti ada kunjungan ke sana," tuturnya, dalam keterangan tertulis (27/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskan Budiharto, dahsyatnya letusan Gunung Krakatau saat itu, mampu mengubah iklim. Bahkan, menggelapkan dunia selama berhari hari, dan debunya terasa hingga Benua Afrika.
"Saat itu ledakannya sangat dahsyat sekali. Dengan kunjungan ke sana, kita bisa merasakan dahsyatnya letusan itu. Ini juga pelajaran buat anak cucu kita agar mengetahui sejarah," ujarnya.
Dengan letusan sedahsyat itu, turut menghancurkan Gunung Krakatau. Namun, bertahun-tahun setelah itu, muncul gunung baru dibekas Gunung Krakatau. Gunung tersebut dikenal dengan nama Gunung Anak Krakatau. Sehingga, tercatat sebagai salah satu gunung api yang sangat aktif di Indonesia.
"Nah ini juga suatu hal yang menarik untuk diperhatikan. Makanya dalam rombongan trip ini juga ada profesor Tukirin, juga beberapa ahli pemerhati vulkanologi. Kita berharap dapat ilmu yang berkaitan dengan Gunung Anak Krakatau," paparnya.
Budiharto juga berharap, kunjungan tersebut bisa membuat masyarakat mendapatkan informasi yang benar terkait Gunung Anak Krakatau.
"Selain itu, kita berharap Gunung Anak Krakatau bisa menjadi tujuan wisata yang eksklusif. Dalam arti, harus memiliki izin tertentu. Di luar negeri, ada gunung berapi dinikmati oleh masyarakat. Saat ini Gunung Anak Krakatau berupa cagar alam. Hanya bisa untuk penelitian dan studi observasi berkaitan dengan vulkanologi. Tapi kita berharap di kemudian hari dapat berubah menjadi taman wisata alam," harap Budiharto.
Tak hanya trip, penyelenggaraan memasukkan seminar internasional, ada juga musik jazz rock, kemudian kegiatan bekerja sama dengan ICA, dan ASITA. Hal tersebut membuat Festival Krakatau yang sudah memasuki tahun ke-28 ini memberikan sedikit tambahan dalam pelaksanaannya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya, turut mengapresiasi Lampung Krakatau Festival. Menurutnya, gunung legendaris ini adalah daya tarik.
"Untuk itu, dibutuhkan atraksi yang bisa mendatangkan wisatawan. Atraksi tersebut diwadahi oleh Festival Krakatau. Dan festival ini punya potensi luar biasa untuk maju," kata Arief. (ega/fay)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!