Menpar Pede Festival Tabut Bengkulu Bisa Tarik Banyak Turis

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Menpar Pede Festival Tabut Bengkulu Bisa Tarik Banyak Turis

Tia Reisha - detikTravel
Kamis, 30 Agu 2018 18:45 WIB
Foto: Dok Kemenpar
Bengkulu - Bengkulu dikenal memiliki kekuatan dalam pariwisata religi dengan campuran budaya yang salah satunya akan ditunjukkan dalam Festival Tabut 2018. Menteri Pariwisata Arief Yahya pun yakin festival tersebut dapat menjadi magnet untuk menarik wisatawan.

"Festival Tabut ini menjadi festival utama di Bengkulu sekaligus Top 100 event wisata skala nasional. Jadi harus benar-benar dibikin meriah dan semenarik mungkin agar bisa mendatangkan wisatawan sebanyak-banyaknya," ujar Arief dalam keterangan tertulisnya, Kamis (30/8/2018).

Festival ini rencananya akan digelar pada 10-20 September 2018 atau 1-10 Muharram di Lapangan Merdeka, Kota Bengkulu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain memuji kekayaan pariwisata di Bengkulu, Arief juga mendorong Pemprov Bengkulu untuk menambah jumlah agenda wisata. Sebab jumlah yang ada sekarang kalah jauh dengan jumlah agenda wisata yang digelar di provinsi lain. Apalagi pada 2018 Bengkulu menargetkan jumlah wisatawan meningkat 40 persen dari dua tahun sebelumnya.

"Solo saja punya 58 agenda. Seharusnya Bengkulu bisa lebih karena skalanya provinsi dan kaya akan budayanya," tutur Arief.


Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu Yudi Satria mengatakan Festival Tabut 2018 diadakan sebagai manifestasi kecintaan sekaligus mengenang kisah kepahlawanan dan kematian cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali bin Abi Thalib. Husein meninggal dalam peperangan dengan pasukan Ubaidillah bin Zaid di Padang Karbala, Irak pada 10 Muharam 61 Hijriah (681 M).

"Bila melihat sejarahnya, perayaan ritual Tabut di Bengkulu pertama kali diperkenalkan dan dilaksanakan pada tahun 1685 oleh Syeh Burhanuddin atau dikenal sebagai Imam Senggolo, seorang penyebar Islam di Bengkulu. Ia menikahi seorang perempuan Bengkulu dan keturunannya disebut keluarga Tabut," jelas Yudi.

Ia juga menyampaikan ritual tersebut kemudian diadakan setiap tahun secara turun-temurun oleh anggota Kerukunan Keluarga Tabut (KKT) Bengkulu. Ritual tersebut digelar dari 1-10 Muharram sebagai upaya memperingati dan menyemarakkan Tahun Baru Islam.

"Tradisi ini berawal dari keturunan Husein. Saat Husein meninggal, yang tersisa adalah satu anak laki-laki dan ada beberapa yang perempuan. Zainal Abidin inilah yang beranak-pinak," terang Yudi.


Ia pun menjelaskan inti dari festival yang digelar selama 10 hari itu merupakan simbol mengumpulkan semua bagian tubuh Husein yang kemudian diarak dan dimakamkan di Padang Karbala.

"Ini juga menjadi simbol keprihatinan sosial menyoal praktik kehidupan manusia yang kerap menghalalkan segala cara seperti pengkhianatan untuk mencapai kekuasaan," tuturnya.

Festival Tabut memiliki beberapa urutan, yakni mengambik (mengambil) tanah, duduk penja, meradai, merajang, arak penja, arak serban, gam yang berarti masa tenang atau berkabung, arak gedang, dan tabut terbuang.

Festival ini juga menawarkan kegiatan lain selain serangkaian prosesi ritual tersebut. Salah satunya sejumlah kontes yang harus diperlombakan setiap tahun, seperti lomba kereta kuda tradisional, pertunjukan tarian Tabut, dan bentuk seni serta budaya lainnya.

"Sebagian besar kegiatan festival diadakan di sekitar Balai Raya Semarak Bengkulu, tempat tinggal gubernur dan lapangan Polda Bengkulu," ungkap Yudi.

Ia pun menambahkan Festival Tabut 2018 bukan hanya sebagai ajang promosi pariwisata tapi juga sebagai penggerak ekonomi daerah. Festival ini mampu menyedot ratusan ribu warga Bengkulu untuk menyaksikan puncak acara, yakni arak-arakan Tabut.


"Festival ini tidak hanya ritual budaya dan religi tapi juga bagian dari modal pembangunan sektor pariwisata. Festival ini juga bisa mendatangkan para perantau asal Bengkulu untuk kembali ke kampung halaman karena Festival Tabut sudah melegenda bagi masyarakat lokal," ujar Yudi.

Menurutmya, festival yang merupakan langkah pembangunan pariwisata tersebut juga ditujukan untuk mendukung program unggulan daerah dalam mewujudkan Tahun Kunjungan Wisata pada 2020 atau Visit Wonderful Bengkulu 2020.

Wisatawan pun tidak perlu khawatir mengenai akses jika ingin menyaksikan festival ini. Sebab kini sudah tersedia penerbangan langsung setiap hari dari Jakarta menuju Bengkulu sebanyak enam kali sehari dengan Lion Air, Sriwijaya Air, Citilink, dan Garuda Indonesia.

Jika ingin melakukan perjalanan melalui jalur darat, wisatawan dapat menggunakan bus antar provinsi dari lintas barat dan timur. Jalur lintas barat dimulai dari Jakarta ke Bandar Lampung melalui hutan tropis yang lebat dari Liwa, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, dan Krui.

Selain itu, amenitas di Bengkulu juga aman sebab sedikitnya ada 50 hotel dan penginapan di sana, mulai dari homestay hingga hotel berbintang. Menariknya, kebanyakan hotel di Bengkulu terletak tidak jauh dari destinasi wisata. (idr/wsw)

Hide Ads