Peter dan Sylvia Thornhill adalah sepasang turis dari Selandia Baru. Mereka memimpikan liburan ke Grand Canyon, AS sambil naik helikopter, seperti yang diintip detikTravel dari berbagai sumber, Rabu (10/10/2018).
Setelah diputuskan, mereka memesan tur dari Taman Nasional West Rim dengan Utah Airways. Mereka menjadwalkan penerbangan 9 bulan sebelumnya dan membayar tur sebesar USD 1.160 atau sekitar Rp 17 juta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah tiba di Utah, pasangan ini dijemput oleh Dean Olsen dari Drive Utah Executive Shuttle. Mereka diantar menuju Ogden-Hinckley dan menyadari ada sesuatu yang salah.
Saat dijemput, pasangan ini hanya berdua di dalam mobil. Sewaktu tiba di bandara, suasana pun kosong dan tak ada orang.
Pihak bandara memberitahu mereka bahwa tak ada jadwal pesawat pada hari itu. Perusahaan pesawat yang dipesan pun sudah tidak beroperasi selama 18 bulan terakhir.
Seketika itu, pasangan ini hanya bisa gemetar dan shock karena telah ditipu habis-habisan. Mereka pun melaporkan hal ini kepada perusahaan penerbangan untuk minta ganti rugi.
Pendiri Utah Airways, David Story memberikan konfirmasi terkait penipuan ini. Story mengatakan bahwa mereka sedang meningkatkan pesawat mereka, dan jika ada orang yang memesan di situs web mereka, mereka segera mengembalikannya.
"Tidak ada yang menjadi sasaran. Mengapa kita mau melakukan hal tersebut? Misi perusahaan kami adalah untuk mengangkat dan menginspirasi. Saya benar-benar tidak memiliki nama pasangan ini di sistem saya. Saya tidak punya uang mereka," ujar Story seperti yang dilansir dari Fox News dan KSL.
Sebelumnya, ada turis China yang juga merasakan hal yang sama. Mereka di datang untuk tur Grand Canyon dan tertipu.
Untuk traveler yang mau liburan, tetap berhati-hati ya. Usahakan untuk mengecek kembali situs resmi dari operatur tur.
Tonton juga 'Benarkah Kebakaran Gili Lawa karena Ulah Wisatawan?':
(sym/aff)












































Komentar Terbanyak
Pembegalan Warga Suku Baduy di Jakpus Berbuntut Panjang
Kisah Sosialita AS Liburan di Bali Berakhir Tragis di Tangan Putrinya
Drama Menjelang Penobatan Raja Baru Keraton Solo