Salah satu yang disorot yakni penulisan Bandara I Gusti Ngurah Rai menggunakan aksara Bali di terminal kedatangan domestik. Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Putu Beratha mengatakan pihaknya bakal melakukan perbaikan.
"Kemarin Pak Wagub waktu peresmian busana adat dan bahasa, bahwa memang disadari penulisan bahasa dan aksara Bali yang perlu diperbaiki sesuai dengan pakemnya. Tentu ini sudah kita sampaikan karena waktunya, sesuai instruksi Pak Gubernur tanggal 5 November jadi masih ada waktu untuk memperbaiki," kata Putu ketika dihubungi, Jumat (12/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang yang di bandara yang dipasang di depan dan belakang, tulisan airportnya saja. Tulisannya air saja ada yang pakai istilahnya pasang swaga, yang biasa. Yang salah itu dikit tulisannya air, nggak banyak, paling satu huruf saja karena memang pemahaman penulisan aksara Bali itu memang berbeda, justru itu ada sudah ada aturan penulisan aksara Bali jadi tidak banyak," tuturnya.
Putu menjelaskan berdasarkan instruksi gubernur, sudah ada tim pemantau yang dibentuk untuk mengawasi penulisan aksara Bali. Tim itu dikomandani Petugas Satpol PP dan bekerja sama dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait.
"Untuk memantau pelaksanaan pergub nomor 79 dan 80 tahun 2018 sudah dibentuk tim pemantau. Tim pemantau ini diketuai Kepala Satpol PP dengan inspektorat dan SKPD terkait. Ini yang ditugasi pak gubernur untuk pemantauan dan monitoring sehingga berjalan dan tidak hanya peresmian saja di awal tapi memang betul-betul pelaksanaannya sampai ke tingkat banjar, SD, sekolah, kantor-kantor pemerintah, dan swasta," pungkasnya. (sna/fay)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan