Menteri Pariwisata Arief Yahya sukses menjaring wisman dengan terobosan baru digital selling tools bernama Competing Destination Model (CDM). Terobosan ini merupakan pertama kali di dunia.
Hal itu dikatakan Arief saat kunjungan kerjanya untuk menjadikan China sebagai market yang bekerja sama dengan Zamplus Technology Inc. Shanghai Data Exchange Corp.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arief mengatakan di China, untuk bisa booking harus payment terlebih dahulu agar meyakinkan. Tak ada pemesanan tanpa pembayaran sebelumnya. "Secara teknologi, apa yang kita membayangkan. Maka, kita pasti bisa mewujudkannya. Ini bukti dari apa yang sering saya sampaikan, The More Digital The More Global, The More Digital The More Personal and The More Digital The More Professional. Teknologi digital bisa menjangkau apa saja yang selama ini terlalu sulit dan dianggap tidak masuk akal," kata Arief dalam keterangan tertulis, Selasa (16/10/2018).
Arief menjelaskan bahwa CDM adalah teknologi yang menggunakan big data tanpa mengenyampingkan regulasi dan kerahasiaan costumer-nya. Di sinilah Zamplus Inc. di gunakan karena perusahaan IT ini sudah bekerja sama dengan OTA (Online Travel Agent), SE (Searching Engine), Online Travel Site, Online Media, e-Commerce, Ride Hailing, Insurance and Fintech.
Menurutnya, ini sudah membuahkan hasil yang terbukti pada September ini wisman China ke Indonesia naik malalui CDM. Melalui CDM, wisman China sudah looking, booking bahkan payment dan memilih Indonesia sebagai destinasi wisata mereka.
"Saya pantau sampai betul-betul konkret. Hasil yang luar biasa, hanya bisa ditempuh dengan cara yang tidak biasa dan digital adalah jawabannya," kata Arief.
Arief mengungkapkan bahwa CDM memiliki konsep competing. Ada proses mempengaruhi viewers untuk mengubah keinginan bahkan membelokkan tujuan wisata mereka dengan menyisipkan promosi Wondelful Indonesia di saat yang tepat. Misalnya ketika ada yang searching sebelum booking hingga membuat keputusan booking dan payment.
Menurut data Kemenpar, 75% travelers China sudah melakukan looking, booking dan payment secara online. Alur kebiasaan mereka dalam berwisata adalah mencari-cari ide atau surfing di internet atau media sosial. Lalu, menemukan banyak konten, gambar, video atau story yang membuatnya tertarik (bisa alam seperti gunung, hutan, sawah ladang, pantai, pulau, bawah laut atau budaya maupun wisata buatan).
Oleh karenanya, Arief mengatakan IP gadget yang berulang kali meng-klik tema content yang sama, gambar, video dan cerita yang sama, terbaca sebagai ketertarikan mereka. Inilah profile customers yang potensial untuk di-CDM-kan. Misalnya, mereka suka explore underwater di Thailand, Filipina, Jepang dan lainnya, saat itulah CDM bekerja dengan mengirimkan aneka keindahan Indonesia langsung ke gadget mereka.
"Karena resources kita memang hebat, baik natural resources maupun cultural resources. Kita selalu 20 besar dunia, maka kita sangat pede untuk berkompetisi dengan destinasi dari mana saja di seluruh dunia. Produk kita kuat dan sekarang dipromosikan dengan channel yang pas, di saat yang tepat juga," jelas dia.
Arief menjelaskan langkahnya, pertama mereka mencari informasi paket promo yang dirilis oleh OTA atau airline. Kedua, sembari proses mencari, mereka diperlihatkan info produk destinasi di online media atau travel site. Ketiga, mereka berkunjung ke produk Indonesia itu. Lalu keempat, mereka booking, payment sampai jadwal terbang dan tiba di Tanah Air.
Lebih lanjut, customers digolongkan dalam tiga segmen berdasarkan ketertarikannya saat searching. Pertama, mereka yang search Asia Tenggara termasuk Indonesia. Kedua, mereka yang search Asia Tenggara tanpa memasukkan nama Indonesia. Ketiga, selain negara-negara Asia Tenggara.
"Dari sinilah mesin digital itu bekerja," lanjut Arief.
Di samping itu semua, Arief juga mengungkapkan bahwa teknologi ini juga memiiki kendala, misalnya informasi tak benar atau hoax. Contohnya saja informasi mengenai gempa Lombok dan Palu yang terjadi di Indonesia beberapa waktu lalu. Hal ini berdampak langsung pada dashboard monitoring system. Namun, kabar baik mengenai Asian Games juga bisa menggerakkan viewers.
Media sosial juga berperan penting di sini untuk mengabarkan informasi terkini yang benar, berkualitas, faktual dan masif, kata Arief. Sebelum memutuskan untuk booking, selama 30 hari audience melakukan searching atau looking. Dalam 30 hari inilah peran konten di media sosial sangat membantu. Minimal memberikan referensi bagi audience untuk membuat keputusan.
Istimewanya ucap Arief, CDM ini bisa digunakan di seluruh dunia. Semua pasar bisa dijaring dengan model yang sama, bahkan semua produk juga bisa disentuh dengan cara yang sama seperti Singapura, Malaysia, Australia, Eropa, Amerika dan Timur Tengah.
"Model ini bisa digunakan di mana saja, bahkan bukan hanya produk pariwisata, tapi semua produk di Tanah Air," ucap dia.
VP of Operations and Maintenance Zamplus Tony Zhou ikut berkomentar dengan mengatakan ini merupakan terobosan yang sangat bagus.
"Ini pertama kali, Indonesia menjadi pionir dan langkah awalnya sukses. Kami bangga bisa support jauh lebih dalam dari servis yang biasanya kami sediakan. Belum ada negara yang menggunakan teknologi ini sampai ke level selling dan termonitor dengan detail. Menteri Arief Yahya profesional," kata dia.
Sekadar informasi, Zamplus Technology Inc. Shanghai Data Exchange Corp adalah perusahaan IT yang sudah bermitra dengan ratusan perusahaan kelas dunia dari banyak negara, juga sudah bekerja sama dengan banyak negara yang menjadikan China sebagai market. Biasanya, kliennya hanya meminta sampai ke impression, click per view dan memastikan bahwa materi promosinya sudah terbaca dan diterima hingga profile audience yang ditargetkan.
(mul/rdy)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan